Blok regional yang terdiri dari 10 negara, termasuk Myanmar itu, menekankan bahwa Suu Kyi masih bisa melakukan intervensi lebih dalam krisis yang mengarah pada genosida Rohingya di Rakhine, Myanmar.
Krisis kemanusiaan merupakan salah satu topik utama pada pertemuan puncak khusus tiga hari antara ASEAN dan Australia tersebut.
"Kami membahas situasi di negara bagian Rakhine dengan panjang lebar hari ini," kata Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan pada konferensi pers penutupan.
"Aung San Suu Kyi menangani masalah ini secara komprehensif, pada beberapa panjangnya cukup panjang. Ini tentu sebuah isu yang telah dibahas dan cukup adil untuk dikatakan, sangat konstruktif, dalam pertemuan kami," tambahnya seperti dimuat
Channel News Asia.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong, yang merupakan ketua ASEAN tahun ini, mengatakan bahwa tetangga Myanmar prihatin dengan situasi yang sedang berlangsung, namun tidak dapat "memaksakan hasilnya".
"Ini menjadi perhatian semua negara ASEAN, namun ASEAN tidak dapat melakukan intervensi dan untuk memaksakan sebuah hasil," kata Lee di samping Turnbull.
Kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa mereka akan mendukung upaya untuk mencapai solusi jangka panjang untuk mengakhiri krisis, dan mendukung upaya kemanusiaan untuk membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Diketahui bahwa Suu Kyi berada di bawah kritik global yang intens atas keheningan publiknya di tengah tindakan keras militer brutal yang telah memaksa hampir 700.000 orang Muslim-minoritas Rohingya untuk meninggalkan negara bagian Rakhine di Myanmar ke Bangladesh.
[mel]
BERITA TERKAIT: