Yordania Dan Palestina Satu Suara Dukung Penutupan Gereja Makam Suci

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 27 Februari 2018, 13:44 WIB
Yordania Dan Palestina Satu Suara Dukung Penutupan Gereja Makam Suci
Pintu Gereja Makam Suci yang ditutup/Net
rmol news logo Pemerintah Yordania dan Palestina sama-sama menyatakan dukungan atas keputusan yang diambil oleh para pemimpin Kristen di Yerusalem untuk menutup pintu Gereja Makam Suci awal pekan ini.

Penutupan itu dilakukan oleh pemimpin gereja Ortodoks Romawi Katolik, Armenia dan Yunani di Yerusalem sebagai bentuk protes para pemimpin gereja yang menggambarkan adanya tindakan diskriminatif pemerintah Israel. Penutupan itu sendiri tidak ditentukan batas waktunya.

Para pemimpin gereja menilai ada kampanye pelecehan sistematis yang ditujukkan Israel kepada masyarakat dengan kebijakannya. Para pemimpin gereja mengatakan keputusan mereka didasarkan pada beberapa isu, termasuk sebuah undang-undang yang baru-baru ini diperkenalkan di parlemen Israel yang akan memungkinkan negara Israel untuk mengambil alih properti gereja yang disewakan kepada perusahaan swasta.

Selain itu mereka juga protes atas  rencana pemerintah Israel untuk mulai mengenakan pajak atas properti gereja.

"Tindakan-tindakan ini melanggar kesepakatan dan kewajiban internasional yang ada, yang menjamin hak dan keistimewaan Gereja-gereja, yang tampaknya merupakan usaha untuk melemahkan kehadiran orang Kristen di Yerusalem," kata para pemimpin gereja dalam sebuah pernyataan akhir pekan kemarin.

Gereja Makam Suci, yang terletak di Kota Tua Yerusalem yang diduduki sendiri diketahui adalah salah satu tempat suci umat Kristen. Gereja ini dipercaya banyak orang Kristen untuk menjadi tempat penyaliban dan penguburan Yesus. Gereja ini menarik jutaan peziarah setiap tahunnya.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara pemerintah Yordania Mohammad al-Momani menyatakan adanya solidaritas penuh dari negaranya dengan gereja-gereja Yerusalem.

Berdasarkan kesepakatan 2013 yang ditandatangani antara Yordania dan Otoritas Palestina, Raja Yordania Abdullah II adalah penjaga tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem.

Al-Momani mengatakan bahwa tindakan Israel melanggar hukum internasional dan kemanusiaan dan meminta pemerintah Israel untuk segera membalikkan keputusan yang diambil terhadap gereja-gereja.

Dukungan serupa juga datang dari Palestina. Juru bicara pemerintah Palestina, Yousif al-Mahmoud, mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut merupakan agresi baru yang menargetkan Yerusalem dan orang-orang Palestina dan tempat-tempat suci mereka. Dia meminta masyarakat internasional untuk campur tangan untuk menghentikan praktik-praktik Israel tersebut. Demikian seperti dimuat Al Jazeera. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA