Tidak main-main, pemerintahan Trump telah menandatangani kontrak senilai 24 juta dolar AS atau setara dengan lebih dari 300 miliar rupiah dengan Boeing untuk menggantikan dua sistem pendingin makanan di atas pesawat presiden, Air Force One.
Sistem tersebut terdiri dari dua dari lima pendingin di atas Air Force One, yang harus dilengkapi dengan kapasitas pendinginan untuk bisa menampung 3.000 makanan, sesuai dengan spesifikasi militer.
Pasokan makanan itu cukup untuk memberi makan presiden dan 50 teman terdekatnya tiga kali sehari selama tiga minggu.
Nama "Air Force One" sendiri merujuk bukan hanya pada pesawat khusus, melainkan pesawat yang membawa presiden. Pesawat jenis 747 yang biasa digunakan sebagai Air Force One sendiri dijual dengan harga sekitar 350 juta dolar AS.
Seorang konsultan mengatakan kepada Defense One bahwa pesawat itu mahal bukan karena Boeing mencungkil pemerintah tapi karena persyaratan militer untuk pesawat itu mahal untuk dipenuhi.
"Ini bukan masalah kontraktor, ini adalah masalah persyaratan," kata Richard Aboulafia, wakil presiden analisis di perusahaan konsultan Teal Group seperti dimuat
The Guardian.
[mel]
BERITA TERKAIT: