Amerika Serikat diketahui telah memberi isyarat kehadiran militer terbuka di Suriah sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencegah kebangkitan ISIS, membuka jalan secara diplomatis untuk kepergian Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengurangi pengaruh Iran.
"Serangan presisi merupakan puncak persiapan intelijen ekstensif untuk mengkonfirmasi markas Isis dan pusat komando dan kontrol di lokasi yang diduduki Isis secara eksklusif di lembah sungai Efrat, yang diperebutkan," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan pekan ini oleh koalisi tersebut seperti dimuat
The Guardian.
Serangan tersebut terjadi di dekat As Shafah, Suriah dan menewaskan antara 145 dan 150 militan. Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS (SDF), yang mencakup pejuang Kurdi YPG, membantu dalam pengamatan target.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: