Pertemuan yang digelar di Amman itu dilakukan Pence pada hari kedua kunjungannya ke Timur Tengah di tengah ketegangan yang meningkat antara dua sekutu mengenai keputusan Presiden Trump di Yerusalem bulan lalu dan keputusannya minggu lalu untuk menahan bantuan ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa melayani pengungsi Palestina
Usai melakukan pertemuan, Pence menegaskan kepada wartawan bahwa dalam pertemuan tersebut, dia dan Raja Abdullah II sepakat untuk tidak sepakat soal pengakuan Amerika atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Dia juga menambahkan bahwa dia dan Raja Abdullah II melakukan diskusi yang sangat terbuka.
"Dengar, teman kadang-kadang memiliki ketidaksepakatan, dan kami sepakat untuk tidak sepakat soal keputusan Amerika Serikat untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," katanya, menurut
Associated Press.
"Tapi yang kami sepakati adalah perlunya semua pihak kembali ke meja," sambungnya.
Sementara itu Raja Abdullah II berbicara sebelum pertemuan dengan Pak Pence di Istana Al Husseiniya di Amman, menegaskan kembali dukungannya untuk Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka yang tinggal berdampingan dengan Israel yang aman dan diakui.
Yordania sendiri juga merupakan rumah bagi lebih dari dua juta pengungsi Palestina yang dapat terkena dampak pemotongan bantuan Amerika ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
[mel]
BERITA TERKAIT: