Cucu raja Saudi pertama, yang telah diberi label "Arab Warren Buffett" itu jadi satu dari belasan pangeran yang ditangkap November lalu dalam sebuah tindakan kriminal korupsi besar-besaran di Saudi.
Selain pangeran, puluhan pejabat tinggi pemerintahan Saudi lainnya juga ditahan oleh komite anti-korupsi baru yang diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Menurut bocoran seorang pejabat senior Saudi anonim seperti dimuat
Russia Today, Pangeran Alwaleed memberikan penawaran tertentu dan jaksa agung belum menyetujuinya.
Sumber lain sebelumnya mengatakan kepada
Reuter bahwa Alwaleed bin Talal ingin memberikan "sumbangan" kepada pemerintah dari asetnya.
Mengutip
Wall Street Journal, Pejabat Saudi menuntut miliarder berusia 62 tahun tersebut membayar hingga 6 miliar dolar untuk kebebasan.
Namun laporan terbaru menyebut bahwa pangeran tersebut menawarkan sebagian besar perusahaan yang berbasis di Riyadh, alih-alih menyerahkan sekitar sepertiga dari kekayaannya yang ditaksir bernilai 18 miliar dolar AS.
Sebelumnya, pria terkaya ke-64 di dunia itu dilaporkan pindah ke fasilitas keamanan maksimal Arab Saudi yang terbesar, Al-Hayer, dari Riyadh Ritz Carlton Hotel, tempat "penahanan" para tersangka korupsi.
Alwaleed bin Talal yang memiliki Kerajaan Holding Company diketahui memegang saham utama di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat termasuk Citigroup, Apple dan Twitter.
[mel]
BERITA TERKAIT: