Namun ternyata tidak ada gempa yang terjadi dan diketahui bahwa peringatan yang dikirim ke jutaan ponsel warga Jepang itu adalah peringatan palsu yang dipicu oleh kesalahan dalam sistem peringatan gempa.
Peringatan tersebut dikirim oleh Badan Meteorologi Jepang yang disebabkan oleh sistem peringatan dini salah membaca dua gempa kecil sebagai satu gempa yang lebih besar.
Badan tersebut, yang sedang menyelidiki alarm palsu, memperkirakan bahwa gempa berskala 6,4 akan melanda pantai prefektur Ibaraki di timur laut Jepang.
"Sebuah gempa terjadi di pantai Ibaraki," begitu bunyi peringatan tersebut.
Menanggapi peringatan, sejumlah layanan kereta api di di Tokyo ditangguhkan, namun tidak ada laporan kerusakan atau cedera.
Kendati tidak ada gempa di darat, namun di hari Jumat kemarin terjadi du agempa berkekuatan 4,4 skala richter dan 3,9 skala richter yang mencapai 350 km ke barat. Keduanya terjadi di lepas pantai dan tidak terasa di darat.
"Kami menduga bahwa sistem tersebut melebih-lebihkan dengan menghitung dua gempa yang terpisah sebagai satu gempa besar," kata seorang pejabat seperti dimuat
BBC.
Tayangan televisi menunjukkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memeriksa telepon genggamnya saat alarm bergema di sekitar kantornya.
[mel]
BERITA TERKAIT: