Pemboman tersebut merupakan yang terakhir dalam tahun-tahun yang sangat berdarah bagi ibu kota Afghanistan.
Ledakan pertama dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri yang duduk di antara siswa-siswa di sebuah ceramah yang memperingati ulang tahun ke-38 invasi Rusia ke Afghanistan. Jumlah korban tewas meningkat sepanjang hari karena rumah sakit berjuang untuk menangani korban luka.
"Aula itu penuh sesak dengan orang-orang saat ada ledakan di belakang," kata Ali Abbas Qul, seorang mahasiswa yang pernah menghadiri ceramah tersebut.
"Orang mulai berlari kemana-mana. Banyak yang kehilangan kesadaran. Aku kehilangan kedua temanku dan mengangkat tubuh mereka. Banyak mahasiswa masih hilang," sambungnya.
Dua ledakan lagi terjadi di luar gedung tersebut menargetkan keamanan dan layanan medis, dan orang-orang mencoba memadamkan api yang dimulai dengan bom pertama.
"Saya berusaha membantu orang-orang yang terluka dan terbunuh dalam dua ledakan pertama saat ledakan ketiga terjadi," kata Saed Qasem Rahmati, 35, mantan karyawan di pusat kebudayaan yang segera membantu setelah bom pertama dan masih berada di syok.
Banyak korban luka bakar parah, katanya, dan dia khawatir beberapa teman mungkin termasuk di antara benda-benda yang tidak dapat dikenali. Demikian seperti dimuat
The Guardian.
[mel]
BERITA TERKAIT: