Hal tersebut dikonfirmasi oleh Angkatan Udara negara di Afrika Barat tersebut pekan ini. Langkah ini merupakan bentuk kembangkitan baru setelah dibekukan di masa pemerintahan Barack Obama.
Dimuat
Reuters, keputusan Obama itu diambil setelah Angkatan Udara Nigeria mengebom sebuah kamp pengungsi pada bulan Januari.
Namun penggantinya, Donald Trump memutuskan untuk terus melanjutkan transaksi untuk mendukung upaya Nigeria memerangi militan Boko Haram dan untuk meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Amerika Serikat.
Menurut keterangan yang dirilis Angkatan Udara Nigeria, Duta Besar Amerika Serikat untuk Nigeria mengajukan surat penawaran dan penerimaan ke Angkatan Udara Nigeria pekan ini.
Dikatakan bahwa Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui perjanjian penjualan dan akhir akan ditandatangani dan pembayaran yang diperlukan dilakukan sebelum 20 Februari.
Belum ada keterangan yang dirilis dari pihak Amerika Serikat terkait hal ini.
Namun perwakilan pemerintah Amerika Serikat dan pejabat Angkatan Udara Nigeria dijadwalkan untuk bertemu awal Januari mendatang untuk membahas pengiriman pesawat awal setelah pembayaran dilakukan.
Penjualan 12 pesawat, dengan senjata dan jasa, bernilai 593 juta dolar AS serta mencakup ribuan bom dan roket.
[mel]
BERITA TERKAIT: