Informasi tersebut terungkap dalam laporan pemantauan konflik swasta yang dibuat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dikutip dari
AFP pada Senin, 4 Agustus 2025.
Laporan menyebut pelaku sebagai bandit bersenjata yang menargetkan wilayah pedalaman.
“Tren penangkapan massal baru-baru ini di Zamfara sangat memprihatinkan,” tulis laporan itu, seraya menekankan bahwa ini adalah insiden penangkapan massal pertama di wilayah pemerintahan daerah Bakura pada tahun ini.
Serangan semacam ini bukan hal baru di Zamfara. Warga pedesaan di wilayah itu telah lama menderita akibat kelompok kriminal bersenjata yang kerap menculik untuk meminta tebusan, menjarah desa, hingga memungut pajak dari petani dan penambang rakyat.
Krisis bandit di Nigeria bermula dari konflik hak atas tanah dan air antara penggembala dan petani, namun kini berkembang menjadi kejahatan terorganisir.
“Masyarakat pedesaan telah lama minim atau bahkan tidak memiliki kehadiran pemerintah,” ungkap laporan tersebut.
Situasi ini semakin memperparah krisis malnutrisi di barat laut Nigeria karena serangan-serangan bandit membuat banyak orang terusir dari lahan pertanian mereka. Kondisi diperburuk oleh perubahan iklim serta pemotongan bantuan dari negara-negara Barat.
Bulan lalu, bandit di Zamfara membunuh 33 orang yang sebelumnya mereka culik pada Februari, meskipun keluarga korban telah membayar uang tebusan sebesar 33.700 dolar AS.
Dalam peristiwa yang sama, tiga bayi juga meninggal dunia selama penyanderaan, menurut keterangan pejabat dan warga setempat.
Sejak 2011, maraknya perdagangan senjata dan instabilitas di kawasan Sahel mendorong terbentuknya geng-geng bersenjata besar di Nigeria barat laut. Selain mencuri ternak dan menculik untuk tebusan, kelompok ini juga memungut pajak dari penduduk pedesaan.
Belakangan, para bandit meningkatkan kerja sama dengan kelompok ekstremis yang telah 16 tahun melancarkan pemberontakan di timur laut Nigeria.
Kemunculan kelompok baru bernama Lakurawa semakin memperburuk eskalasi kekerasan di kawasan barat laut.
Pemerintah negara bagian yang terdampak bahkan terpaksa merekrut milisi anti-ekstremis dari wilayah timur laut untuk membantu menghadapi para bandit.
Dalam dua minggu terakhir, militer Nigeria mengklaim telah menewaskan sedikitnya 95 anggota geng bersenjata dalam operasi darat dan serangan udara di negara bagian Niger.
BERITA TERKAIT: