Pyongyang menuduh Washington membuat dalih palsu dengan tuduhan tersebut.
Dimuat
Russia Today, karena ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat, serangkaian laporan menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin sedang mengembangkan program yang sesuai dengan senjata biologis rudal balistik antar benua.
Salah satu laporan tersebut muncul di surat kabar Asahi Jepang, yang mengutip seorang yang tidak disebutkan namanya yang diduga terhubung dengan intelijen Korea Selatan. Tuduhan tersebut berakar dari pernilaian dari Strategi Keamanan Nasional Donald Trump yang dirilis awal pekan ini.
"Saat rudal tumbuh dalam jumlah, jenis, dan keefektifan, untuk memasukkan mereka yang memiliki rentang lebih besar, mereka kemungkinan besar adalah negara-negara seperti Korea Utara untuk menggunakan senjata nuklir melawan Amerika Serikat," begitu catatan dokumen tersebut.
"Korea Utara juga mengejar senjata kimia dan biologi yang juga bisa disampaikan melalui rudal," masih kata dokumen yang sama,
Korea Utara menolak tuduhan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan perang biologis.
"Korea Utara sebagai negara peserta Konvensi Senjata Biologis (BWC), mempertahankan pendiriannya yang konsisten untuk menentang pembangunan, pembuatan, penimbunan dan kepemilikan senjata biologis," begitu keterangan dari Institut Studi Amerika Utara, yang berafiliasi dengan kementerian luar negeri.
Korea Utara menuduh Amerika Serikat membuat rumor sebagai pembenaran potensial untuk serangan mendadak, dan menunjukkan bahwa Washington telah menggunakan dalih senjata biologis dan kimia untuk menyerang Irak pada tahun 2003 dan untuk menyerang pangkalan udara Shayrat di Suriah pada bulan April 2017.
"Amerika Serikat yang melakukan serangan militer dan serangan rudal jelajah pada negara-negara berdaulat di siang bolong saat memalsukan kepemilikan FPD dan menggunakan senjata kimia dari negara-negara tersebut," begitu keterangan dari
KCNA.
[mel]
BERITA TERKAIT: