Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pihaknya berharap akhir tahun akan bisa melakukan tinjauan ulang atas data vaksin secara komersial dikenal sebagai Dengvaxia.
WHO juga merekomendasikan agar vaksin tersebut hanya digunakan pada orang-orang yang pernah terkena infeksi dengue.
Sebagai informasi, pekan lalu, departemen kesehatan Filipina menghentikan penggunaan Dengvaxia. Brasil, di mana demam berdarah adalah tantangan kesehatan yang signifikan, telah merekomendasikan penggunaan vaksin secara terbatas.
Demam berdarah sendiri diketahui adalah penyakit tropis yang ditularkan nyamuk dan membunuh sekitar 20.000 orang per tahun dan menginfeksi ratusan juta orang.
Sanofi menjelaskan "temuan baru" pada sebuah konferensi pers di Manila namun tidak mengatakan mengapa tindakan tersebut tidak dilakukan setelah laporan WHO pada pertengahan 2016 yang mengidentifikasi risikonya.
Volunteer Against Crime and Corruption, sebuah organisasi non-pemerintah (LSM), mengatakan telah menerima informasi bahwa tiga anak yang divaksinasi dengan Dengvaxia di Filipina telah meninggal, dan seorang senator terkemuka, Richard Gordon, mengatakan bahwa dia mengetahui dua kasus, namun tidak memberi rincian. Demikian seperti dimuat
The Guardian.
[mel]
BERITA TERKAIT: