Mengenal Jamaah Sufi Yang Dibantai Teroris Di Sinai Utara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 25 November 2017, 08:51 WIB
Mengenal Jamaah Sufi Yang Dibantai Teroris Di Sinai Utara
Jamaah sufi menampilkan tarian tradisional di Kairo saat mereka merayakan kelahiran cucu Nabi Muhammad, Imam Hussein/AFP
rmol news logo Propaganda kelompok garis keras Islam sering mengecam para sufi. Akhirnya, serangan mematikan pun dilancarkan teroris ke Masjid Ar-Raudhah, yang terletak 40 kilometer ke sebelah barat dari kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir.

Dalam edisi Januari 2017, majalah online yang dikendalikan ISIS memberitakan bahwa salah satu pejabat tinggi dari kelompok teroris di Sinai bersumpah untuk "membidik" para sufi. Ia menuduh para sufi melakukan penyembahan berhala dan terlalu banyak "inovasi" dalam agama Islam. Ia memperingatkan bahwa kelompoknya tidak mengizinkan kehadiran para sufi di Sinai atau Mesir.

Di sisi lain, jutaan orang Mesir telah menjadi pengikut ordo sufi, yang kerap menggelar nyanyian dan pembacaan puisi yang dimaksudkan untuk menarik umat beriman merasa lebih dekat kepada Tuhan. Jamaah sufi juga memiliki tempat ibadah berisi makam orang-orang yang mereka anggap suci.

Para penganut sufi mengklaim bahwa mereka ingin fokus pada pencapaian kemurnian untuk menyaksikan hadirat Tuhan dalam kehidupan mereka.

Beberapa konsep mistis yang dianut oleh pemimpin sufi telah menyebabkan kritik selama berabad-abad yang menuduh mereka tentang panteisme (ajaran yang menyamakan Tuhan dengan kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam semesta) dan ajaran sesat lainnya.

Kelompok garis keras Islam menganggap praktik Islam Sufi tidak tepat, bahkan sesat. Para militan radikal Islam kerap menghancurkan tempat-tempat suci sufi dengan alasan praktik penyembahan berhala.

Masjid di mana pembantaian pada Jumat kemarin terjadi, dikenal sebagai masjid sufi dan mempunyai "zawiya" atau sebuah pondok yang digunakan oleh mistikus untuk melaksanakan salat dan pertemuan.

Sejauh ini, ISIS menjadi tersangka utama di balik serangan tersebut, namun mereka belum mengaku bertanggung jawab sehingga belum ada konfirmasi pasti bahwa masjid tersebut menjadi sasaran karena keberadaan para sufi.

Tetapi, fakta menunjukkan bahwa ISIS sudah menargetkan kelompok sufi di Mesir sejak lama. Tahun lalu, para jihadis menculik dan memancung seorang pemimpin sufi tua dan menuduhnya mempraktikkan sihir.

France24 mengutip surat kabar mingguan, Nabaa, yang pernah menerbitkan sebuah wawancara dengan komandan "polisi moralitas" di Sinai. Sang Komandan mengakui bahwa prioritas pertama mereka adalah memerangi manifestasi politeisme termasuk tasawuf. Di tempat lain, terutama Pakistan, ISIS mengklaim telah membunuh puluhan Sufi.

Padahal, di sebagian besar dunia Islam, tasawuf telah berabad-abad diterima dan dipraktikkan oleh umat Islam arus utama dan penganut agama Sunni yang paling penting.

Kepala Al-Azhar, otoritas Islam terkemuka Mesir, adalah seorang sufi, sebagaimana juga banyak ulama top di dunia Muslim. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA