Perdana Menteri Theresa May mengatakan, ancaman teror terhadap Inggris sudah di tahap kritis, yang berarti sebuah serangan akan segera terjadi lagi setelah sebuah bom rakitan diledakkan di kereta listrik bawah tanah alias Tube dekat stasiun Parsons Green.
Sejauh ini, terdengar klaim dari ISIS bahwa kelompoknya berada di balik serangan yang terjadi kemarin, namun klaim itu belum dapat dibenarkan.
Polisi mengatakan, akan ada pengerahan sekitar 1.000 aparat Inggris bersenjata di seluruh negeri setelah pemerintah meminta militer turun tangan.
Diberitakan
BBC, Theresa May mengatakan, militer akan memberi dukungan kepada polisi dan akan menggantikan petugas keamanan di lokasi tertentu yang tidak dapat diakses publik. Scotland Yard akan meningkatkan jumlah petugas bersenjata yang berpatroli di lokasi-lokasi keramaian.
Penggunaan militer untuk membantu polisi pernah dilakukan ketika pemerintah mengerahkan tentara untuk membantu polisi menyusul serangan teroris di Manchester Arena pada 23 Mei lalu.
"Masyarakat akan melihat lebih banyak polisi bersenjata di jaringan transportasi dan di jalan-jalan, memberikan perlindungan ekstra," kata PM Theresa May.
Menurut dia, itu adalah langkah proporsional dan masuk akal yang akan memberi kepastian dan perlindungan ekstra saat penyelidikan atas teror di Parsons Green berlangsung.
Sebanyak 29 orang dirawat di rumah sakit akibat serangan itu, dan sebagian besar menderita luka bakar setelah bom rakitan meledak pukul 08.20 waktu setempat.
Kepala kontra-terorisme Inggris, Mark Rowley, mengatakan polisi terus memburu para tersangka. Dia juga mengatakan bantuan dari militer akan memberikan kepastian di seluruh negeri.
Rowley mengatakan ratusan petugas polisi telah memeriksa CCTV untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab atas serangan Tube.
[ald]
BERITA TERKAIT: