Pasalnya, menurut peninjau independen terkait undang-undang teror, David Anderson QC, jumlah "jihadis" Inggris yang kembali dari Suriah semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Ia menjelaskan bahwa saat ini ada potensi bahaya yang semakin luas daripada sebelumnya akibat kembalinya para jihadis terlatih tersebut.
Ia mengatakan bahwa sejauh ini, daripada menggunakan plot canggih seperti membom sarana transportasi dan pusat perbelanjaan, jihadis di Inggris justru mempersiapkan secara online, untuk melakukan serangan "serigala" menggunakan pisau, parang dan kendaraan.
"Kami melihat lebih banyak pejuang teroris berpengalaman dari negara ini di Suriah daripada yang pernah kita lihat di Afghanistan, Afrika Timur atau negara konflik lainnya," tegasnya.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: