Dalam hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal medis The Lancet dijelaskan bahwa antara tahun 2004 dan 2011, hampir dua juta warga Amerika Serikat menjalani operasi lutut karena masalah tulang rawan. Namun teknik yang ada sata ini dinilai tidak optimal.
Kemudian sejumlah ahli bedah Swiss melakukan eksperimen untuk memberikan pilihan baru yang lebih menjanjikan.
"Pengobatan ini aman dan layak," kata penulis studi, Dr Ivan Martin, profesor bedah dan biomedis di University Hospital Basel di Swiss.
"Selain itu, hasil menunjukkan bahwa jaringan yang terbentuk di lokasi perbaikan pasien membaik dalam komposisi dari waktu ke waktu, mendapatkan lebih banyak dan lebih mirip dengan tulang rawan yang sehat," sambungnya.
Kondisi sendi di lutut sering dimulai dengan kerusakan tulang rawan artikular. Tulang rawan ini diperlukan untuk gerakan bebas rasa sakit.
Sayangnya, tulang rawan kekurangan suplai darah sendiri, sehingga memiliki sangat sedikit kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri saat rusak.
Sejak tahun 2001, Martin dan timnya telah menyelidiki pendekatan bedah baru untuk memperbaiki lutut. Menggunakan rekayasa jaringan tulang rawan tumbuh dari sel pasien sendiri, diambil dari septum hidung.
Alasan di balik ini didasarkan pada kenyataan bahwa sel nasal memiliki kapasitas yang lebih besar dan lebih direproduksi untuk membentuk tulang rawan baru.
Dalam penelitian, Martin dan rekan-rekannya mengambil langkah yang sangat penting dari pengujian ide-ide mereka pada manusia. Mereka mulai dengan mendaftar bantuan dari 10 pasien, yang berkisar di usia 18-55, semua dengan masalah serupa.
Dua tahun kemudian, pasien melaporkan perbaikan dalam nyeri dan fungsi lutut.
[mel]
BERITA TERKAIT: