Ketiga kota itu diduduki ISIS sejak bulan Juni lalu.
"Saya kira Islamic State lebih berbahaya daripada yang disadari pemimpin-pemimpin Barat,†ujar Todenhoefer dalam wawancara dengan
CNN.
"Mereka percaya pada apa yang mereka perjuangkan dan mempersiapkan diri untuk melakukan serangan pembersihan agama seperti yang telah dilihat dunia,†sambungnya.
Todenhoefer bahkan mendapatkan kesempatan memasuki sebuah masjid di Mosul. Di masjid inilah pemimpin ISIS, Abu Bakr al Bagdadi, berbicara kepada para pengikutnya. Dia mengatakan bahwa Mosul tampak seperti kota yang baik-baik saja.
Sebanyak 130 ribu orang Kristen telah melarikan diri dari kota itu. Begitu juga dengan penganut sekte Syiah. Banyak warga Mosul yang tidak sependapat dengan ISIS dibunuh.
"Kota itu berfungsi dan masyarakatnya menikmati stabilitas yang dibawa oleh ISIS ke kota mereka,†kata pria kelahiran Offenburg tahun 1940 ini.
Namun begitu, tetap saja ada ketakutan yang tidak bisa disembunyikan di kalangan warga Mosul yang takut melaggar peraturan ISIS. Siapapun yang dianggap melanggar hukum Islam menurut ISIS akan mendapatkan hukuman yang begitu berat.
Pemimpin-pemimpin ISIS mengatakan mereka berhasil merebut kota itu dengan kekuatan 300 orang. Sementara ketika peperangan berlangsungan pasukan Irak terdiri dari 20 ribu tentara.
Seorang pemuda anggota ISIS mengatakan, mereka membutuhkan empat hari untuk menaklukkan Mosul.
Menurut pemuda itu, mereka tidak melancarkan serangan serentak. Taktik serangan mereka adalah menyerang garis depan dengan sangat keras, termasuk menggunakan serangan bunuh diri. Model serangan seperti ini yang membuat nyali pasukan Irak hancur. Mereka memilih melarikan diri daripada menghadapi ISIS.
"Kami berjuang demi Allah, mereka berjuang demi uang dan hal-hal lain yang mereka tidak percayai,†kata pemuda itu lagi.
[dem]
BERITA TERKAIT: