Singapura Kini Dijuluki Kota Termahal di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 04 Maret 2014, 19:25 WIB
rmol news logo Julukan kota termahal di dunia kini bukan lagi dipegang Tokyo.

Survei terbaru mengenai biaya hidup tertinggi di dunia atau Worldwide Cost of Living tahun 2014 justru menempatkan Singapura sebagai kota termahal. Survei tersebut dirilis oleh Economist Intelligence Unit (EIU) pada Selasa (4/2) di situs resminya, www.eiu.com.

Lengsernya Tokyo dari posisi pertama selain terjadi karena kebijakan ekonomi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe atau dikenal juga dengan istilah Abenomics telah menggerakkan kepercayaan diri konsumen dan meningkatkan inflasi harga, melemahnya mata uang Yen. Bahkan, membuat Tokyo tergeser ke urutan keenam sebagai kota termahal di dunia.

Dalam sebuah laporan menyebutkan, peningkatan harga Singapura terjadi tidak dengan tiba-tiba, melainkan berlangsung secara stabil. Sepuluh tahun yang lalu, Singapura masih berada diurutan ke-18.  Perlahan namun pasti terjadi peningkatan mata uang Singapura sebesar 40 persen yang sejalan dengan inflasi harga barang-barang.

Di samping itu, Singapura juga memiliki sejumlah item yang harganya lebih mahal secara struktural di bandingkan negara lainnya. Sebagai contoh, harga mobil di Singapura sangat tinggi, karena izin kepemilikan mobil serta pajak juga tinggi. Sehingga mengendarai mobil di Singapura secara signifikan jauh lebih mahal di banding negara manapun. Hal tersebut berimbas langsung dengan biaya trasportasi di Singapura yang nilainya hampir tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan New York.

Hal lain yang juga membuat biaya hidup di Singapura mahal adalah karena negara-kota tersebut hanya memiliki sedikit sumber daya alam. Hal tersebut membuat Singapura harus bergantung dengan negara lainnya terkait pasokan energi dan air yang menjadikan biaya utilitas di Singapura tinggi.

Selain itu, penyebaran mal dan butik mahal terutama di kawasan Orchad Road yang mengimpor merk mahal Eropa untuk memuaskan konsumen kelas atas membuat Singapura menjadi tempat termahal di dunia untuk membeli pakaian. Diurutan kedua setelah Singapura adalah kota Paris Prancis, Oslo Norwegia, Zurich Swiss, Sydney Australia, Caracas Venezuela, Jenewa Swiss, Melbourne Australia, Tokyo Jepang, dan Copenhagen Denmark. Sementara itu, tempat termurah di dunia juga diduduki oleh kota yang berada di negara Asia, yakni Mumbai India.

Sekalipun India telah bergerak menuju arah pembangunan, namun Mumbai masih memiliki sejumlah kendala, seperti lonjakan populasi, belum maksimalnya pemanfaatkan potensi alam dan ekonomi yang dimiliki, ketidaksetaraan pendapatan serta tingkat upah yang rendah. Hal tersebut menyebabkan anggaran rumah tangga dan pengeluaran per kapita masih rendah.

Keadaan tersebut diperparah dengan pasokan barang murah serta adanya subsidi pemerintah pada sejumlah produk yang membuat harga-harga kebutuhan cenderung rendah. Survei itu digelar rutin setiap dua tahun sekali tersebut dilakukan dengan membandingkan harga-harga barang dan jasa di 131 kota di dunia dengan mengkonversinya ke USD. Sejumlah harga barang yang diperbandingkan di antaranya adalah makanan, minuman, pakaian, kebutuhan rumah tangga atau barang personal, sewa rumah, transportasi, biaya listrik, sekolah swasata, bantuan domestik, dan biaya rekreasi.

Tujuan dilakukannya survei tersebut selain untuk membandingkan harga di sejumlah kota di dunia, juga untuk membangun rancangan yang dapat membantu sumber daya manusia dan pengelolaan keuangan. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengkalkulasikan biaya hidup dan kompensasi bagi  pekerja di kota tersebut. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA