Jurubicara UNHCR, Babar Baloch, melaporkan lebih dari 935.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka, naik dua kali lipat dibandingkan pada awal Desember yang berjumlah 400.000 orang.
Tidak hanya itu, Baloch juga mengeluhkan pengiriman pasukan Perancis ke negara itu. Pasalnya sejak Perancis mengirimkan untuk mencoba memulihkan stabilitas pada bulan lalu, bentrokan yang terjadi justru kian bertambah parah.
"Target serangan terhadap warga sipil, penjarahan dan adanya unsur-unsur bersenjata di beberapa wilayah telah membatasi akses kemanusiaan untuk mereka yang membutuhkan bantuan mendesak. Kami telah mendengar tentang banyak serangan balas dendam. Beberapa serangan telah terjadi di dalam klinik kesehatan," kata Baloch, seperti dikutip
New York Times (Sabtu, 4/1).
Republik Afrika Tengah telah dilanda kekacauan sejak Maret lalu, tepatnya setelah Presiden Francois Bozize digulingkan kelompok agama tertentu. Penjarahan dan pembunuhan selama berbulan-bulan itu juga telah mengakibatkan terjadinya pembalasan oleh sekutu-sekutu Bozize, yang juga memiliki basis kelompok agama.
[ian]
BERITA TERKAIT: