Pertemuan yang diberi nama 'Loya Jirga' ini dilakukan untuk memutuskan apakah Afghanistan masih meneruskan kesepakatan untuk mengijinkan para tentara asing yang dipimpin AS (ISAF) tetap berada di negara itu setelah 2014.
Seperti yang diketahui, masih kerap terjadinya aksi kekerasan membuat sejumlah pihak khawatir tentang kondisi keamanan negara itu pasca penarikan pasukan asing pada 2014 mendatang.
Banyak pihak yang ragu apakah polisi dan tentara Afghanistan mampu mengambil alih tanggung jawab keamanan.
"Kami berharap sekitar 3.000 perwakilan akan menghadiri Jirga," kata pihak penyelenggara Loya Jirga, Sadeq Modabir, pada Sabtu (19/10).
Ia mengatakan bahwa para pemimpin kelompok pemberontak Taliban juga akan dipersilakan untuk menghadiri acara.
Jika Taliban mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan perwakilannya, pihaknya akan menyambut baik, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menyerukan untuk membuka komunikasi dengan para pemberontak.
Seperti dilansir
The News International (Minggu, 20/10), pertemuan ini rencananya diselenggarakan pada minggu ketiga bulan November mendatang.
"Ini bisa berlangsung antara empat hingga tujuh hari," lanjut Modabir.
[rus]
BERITA TERKAIT: