Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Sabtu (27/4), dalam sebuah wawancara dengan TV lokal Rusia. Kerjasama ini dijalin karena pelaku diduga terlibat dan memiliki banyak informasi kriminal di Rusia, khususnya di Chechnya.
"Interaksi antara kedua belah pihak telah diatur mengingat bahwa beberapa orang kerabat (Tsarnaev) memiliki informasi kriminal berharga," ujar Putin, seperti yang dikutip
CNN (Minggu, 28/4).
Dua kakak beradik asal Chechnya, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, menjadi tersangka dalam ledakan dua bom rakitan di dekat garis finish Boston Marathon pada 15 April lalu. Insiden ini menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 200 lainnya yang sedang menonton acara tersebut.
Sang kakak, Tamerlan, tewas usai terlibat baku tembak dengan polisi. Sementara esok harinya, Dzhokhar ditahan setelah polisi melakukan pemburuan besar-besaran yang membuatnya terluka parah.
[ian]
BERITA TERKAIT: