Seperti dikutip dari
Reuters, Senin (11/3), jumlah mayat itu adalah yang paling banyak diangkat dalam satu hari sepanjang waktu belakangan di sungai tersebut. Sungai itu disebut "sungai martir" karena sudah total 65 mayat yang mengambang sejak Januari lalu. Rata-rata mayat yang muncul di sungai itu adalah tubuh para aktivis dari bagian utara dekat Turki.
Tidak ada komentar resmi dari pihak pemerintah terkait hal itu. Media milik pemerintah mengklaim, mayat yang ditemukan sepanjang bulan Januari merupakan korban penculikan yang kemudian dibunuh oleh organisasi yang terkait dengan al-Qaeda, yaitu Barisan al-Nusra.
Pada topik lain, pemerintah Suriah telah melarang beberapa media independen karena membuat verifikasi berita seputar konflik Suriah semakin sulit.
Sebuah video yang diambil hari Minggu kemarin, waktu Suriah,menunjukkan ada 16 mayat anak muda berpakaian biasa, yang tergeletak di terusan sungai itu. Beberapa dari mereka dengan kondisi tangan yang terikat, ditembak di kepala dan luka dalam di leher, salah satu mayat dipenuhi lumpur dan lalat.
"Saya telah menghitung 23 mayat hari ini, satu diantaranya kepalanya ditembak hingga isi otaknya keluar," jelas Louay al-Halabi, aktivis oposisi di Aleppo yang mengangkat mayat itu keluar dari sungai.
Sementara itu, Mohammad Nour, yang juga aktivis di Aleppo menyatakan, rata-rata usia korban adalah 20-30 tahun. Para korban itu campuran dari pemberontak dan warga sipil.
"Enam laki-laki sudah teridentifikasi sejauh ini, lima dari mereka ditangkap oleh pihak intelijen minggu lalu" demikian Nour.
[ald]
BERITA TERKAIT: