Resolusi PBB itu, menurut negara sponsor, Uni Eropa dan AS, demi menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan rezim al Assad terhadap warga. Alasan yang dipakai Barat saat menÂjaÂtuhkan resolusi untuk rezim Moamar Khadafi di Libya. Selain itu, mereka meminta masyarakat internasional untuk mendukung ditetapkannya zona larangan terbang dan melindungi wilayah-wilayah yang ditempati para opoÂsisi Suriah. Lagi-lagi perÂlakuan yang sama dengan Singa Afrika itu.
Namun kali ini, perjuangan AS dan kawan-kawan tak berjalan mulus. Mereka berhadapan deÂngan veto China dan Rusia yang meÂnentang pengesahan resolusi hasil rancangan Prancis bekerja sama dengan Inggris, Jerman dan PorÂtugal itu. Meski sembilan suara mendÂukung dan empat abstain dari Brazil, India, LiÂbanon dan Afrika Selatan, reÂsolusi gagal ditelurkan.
Dubes Rusia Vitaly Churkin mengatakan pada dewan, MosÂkow menentang dengan keras anÂcaman sanksi terhadap DaÂmasÂkus. Churkin menekankan keÂkhaÂwatirannya bahwa pengesahan resolusi Eropa itu dapat memÂbuka pintu bagi intervensi militer gaya-Libya di Suriah.
Churkin menambahkan, MosÂkow lebih suka jika Suriah cepat melaksanakan perubahan-perubahan yang diÂjanÂjikan. Dia merujuk ke pemÂbaruan-pemÂbaÂruan demokratis yang dijanjikan Assad. Dubes China Li BaoÂdong punya arguÂmen lain. BeiÂjing menentang gagasan campur taÂngan dalam urusan dalam neÂgeri (Suriah).
AS menyampaikan kemarahan atas kegagalan ini. Duta Besar AS Susan Rice memimpin aksi meÂninggalkan ruang pertemuan saat Duta Besar Suriah Bashar Jaafari melontarkan kata-kata yang meÂngecam negara Barat dalam piÂdato di hadapan 15 anggota DK. Duta Besar Inggris Mark Lyall Grant juga meninggalkan ruang pertemuan sebagai protes. NaÂmun, masih ada wakilnya setia mendengarkan ocehan Jaafari.
“Amerika Serikat marah deÂwan ini telah gagal untuk meÂnaÂngani tantangan moral yang menÂdesak dan ancaman yang meÂningkat terhadap keamanan serta perdamaian regional,†kata Rice bernada geram.
Rice mengutuk penentang resolusi tersebut, dengan meÂngaÂtakan mereka lebih suka menjual senjata kepada rezim Suriah. “Hari ini, dua anggota telah memÂveto teks yang sudah sangat diÂperÂlunak yang bahkan tak meÂnyebut-nyebut sanksi,†kata Rice.
Sebanyak 3.000 warga Suriah ditahan di Kota Rastan karena dianggap sebagai pemberontak. Pasukan Suriah juga memerangi ratusan pembangkang yang beÂkerja sama dengan demontran anti-pemerintahan di Rastan. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: