Presiden Al Assad Batal Di-Khadafi-kan PBB

Rusia & China Veto Resolusi Untuk Suriah

Kamis, 06 Oktober 2011, 02:34 WIB
Presiden Al Assad Batal Di-Khadafi-kan PBB
Bashar al Assad
RMOL. Tegang dan panas. Susana itu kental terasa dalam pertemuan anggota Dewan Keamanan (DK) PBB saat membahas pengesahan resolusi untuk Suriah, kemarin. Malah sesi itu, diwarnai walk out delegasi Amerika Serikat. Hasil final, rezim Presiden Bashar al Assad selamat dari kebijakan yang bakal meng-Khadafi­kan­nya, me­nyusul veto China dan Rusia.

Resolusi PBB itu, menurut  negara sponsor, Uni Eropa dan AS, demi menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan rezim al Assad terhadap warga. Alasan yang dipakai Barat saat men­ja­tuhkan resolusi untuk rezim Moamar Khadafi di Libya. Selain itu, mereka meminta masyarakat internasional untuk mendukung ditetapkannya zona larangan terbang dan melindungi wilayah-wilayah yang ditempati para opo­sisi Suriah. Lagi-lagi per­lakuan yang sama dengan Singa Afrika itu.

Namun kali ini, perjuangan AS dan kawan-kawan tak berjalan mulus. Mereka berhadapan de­ngan veto China dan Rusia yang me­nentang pengesahan resolusi hasil rancangan Prancis bekerja sama dengan Inggris, Jerman dan Por­tugal itu. Meski sembilan suara mend­ukung dan empat abstain dari Brazil, India, Li­banon dan Afrika Selatan, re­solusi gagal ditelurkan.

Dubes Rusia Vitaly Churkin mengatakan pada dewan, Mos­kow menentang dengan keras an­caman sanksi terhadap Da­mas­kus. Churkin menekankan ke­kha­watirannya bahwa pengesahan resolusi Eropa itu dapat mem­buka pintu bagi intervensi militer gaya-Libya di Suriah.

Churkin menambahkan, Mos­kow lebih suka jika Suriah  cepat melaksanakan perubahan-perubahan yang di­jan­jikan. Dia merujuk ke pem­baruan-pem­ba­ruan demokratis yang dijanjikan Assad. Dubes China Li Bao­dong punya argu­men lain. Bei­jing menentang gagasan campur ta­ngan dalam urusan dalam ne­geri (Suriah).

 AS menyampaikan kemarahan atas kegagalan ini. Duta Besar AS Susan Rice memimpin aksi me­ninggalkan ruang pertemuan saat Duta Besar Suriah Bashar Jaafari melontarkan kata-kata yang me­ngecam negara Barat dalam pi­dato di hadapan 15 anggota DK. Duta Besar Inggris Mark Lyall Grant juga meninggalkan ruang pertemuan sebagai protes. Na­mun, masih ada wakilnya setia mendengarkan ocehan Jaafari.

“Amerika Serikat marah de­wan ini telah gagal untuk me­na­ngani tantangan moral yang men­desak dan ancaman yang me­ningkat terhadap keamanan serta perdamaian regional,” kata Rice bernada geram.

Rice mengutuk penentang resolusi tersebut, dengan me­nga­takan mereka lebih suka menjual senjata kepada rezim Suriah. “Hari ini, dua anggota telah mem­veto teks yang sudah sangat di­per­lunak yang bahkan tak me­nyebut-nyebut sanksi,” kata Rice.

Sebanyak 3.000 warga Suriah ditahan di Kota Rastan karena dianggap sebagai pemberontak. Pasukan Suriah juga memerangi ratusan pembangkang yang be­kerja sama dengan demontran anti-pemerintahan di Rastan.    [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA