Palais Royal de Laeken merupakan istana Raja Belgia yang dibangun pada tahun 1781 dan secara resmi menjadi kediaman keluarga kerajaan sejak tahun 1831.
Dengan menggunakan teluk belanga yang dibalut dengan beskap dan kain songket, Dubes Havasdidampingi oleh Minister Counsellor Politik, Minister Counsellor Ekonomi, dan Sekretaris Kedua Protokol dan Konsuler dijemput ajudan Raja Belgia diiringi pasukan berkuda kebesaran Belgia.
Selanjutnya melalui prosesi tradisional kerajaan, Dubes Oegroseno menyerahkan surat kepercayaan kepada Raja Albert II.
Demikian dituturkan Sekretaris III Pensosbud/Diplik Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Brussel, Royhan N. Wahab dalam siaran pers yang diterima
Rakyat Merdeka Online, Kamis (25/11).
Dalam pembicaraan pasca penyerahan surat-surat kepercayaan, lanjut Royhan N. Wahab, Raja Albert menyampaikan ungkapan belasungkawanya kepada Dubes RI Brussel atas musibah bencana khususnya bencana gunung Merapi yang terjadi di Indonesia.
Atas pernyataan tersebut, Dubes RI menyampaikan apresiasi yang sangat mendalam atas perhatian dan berbagai bantuan yang telah diberikan kepada Indonesia.
Dubes RI menyampaikan berbagai perkembangan mengenai Indonesia di berbagai forum internasional seperti peran Indonesia sebagai negara anggota kelompok 20 (G20) dan penerapan Principles for Innovative Financial Inclusion, Keketuaan Indonesia dalam ASEAN tahun 2011 pasca pemberlakuan ASEAN Charter, serta hubungan ekonomi dan bilateral Indonesia-Belgia. Raja Albert II menyampaikan penghargaan atas berbagai peran Indonesia dalam forum-forum internasional tersebut.
Dubes RI Brussel juga menyampaikan informasi mengenai budaya toleransi dari masyarakat Indonesia.
“Penerapan kebiasaan saling bertoleransi di antara sesama merupakan salah satu upaya preventif terhadap berbagai perbuatan anarkis,†demikian Dubes Havas.
Hal ini menjadi modal dasar bagi Indonesia menanggulangi masalah fundamentalisme.
Raja Albert II juga menyampaikan, apabila semua negara di dunia memiliki sikap yang sama dengan Indonesia, maka dunia akan semakin aman.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Dubes RI Brussel menyampaikan beberapa cinderamata sebagai tanda persahabatan kedua negara. Salah satu cinderamata yang diberikan adalah sebuah komik Tintin dalam bahasa Indonesia yang berjudul "The Adventures of Tintin:
Flight 714 to Sydney" karangan Hergé (Georges Prosper Remi), sebuah komik yang berisi mengenai petualangan Tintin di Indonesia.
Dubes RI menyampaikan kepada Raja Albert II bahwa buku karangan Hergé yang diterbitkan pada tahun 1968 tersebut merupakan bukti konkrit atas hubungan persahabatan masyarakat Indonesia-Belgia yang telah terjalin dalam waktu yang cukup lama.
Komik petualangan Tintin yang justru menceritakan mengenai Indonesia tersebut memperkenalkan kota Jakarta, bandara internasional Kemayoran, Makassar, kapal tradisional nelayan Indonesia, bahasa Indonesia, komodo, hingga sambal ulek. Mengenalkan Indonesia melalui komik yang sangat populer di berbagai negara di dunia tersebut, membuktikan bahwa Indonesia sudah melekat di hati masyarakat Belgia sejak lama.
Raja Albert II menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas cinderamata yang disampaikan serta penjelasan singkat Dubes RI Brussel yang diberikan mengenai Indonesia dan mengharapkan kiranya hubungan akrab kedua negara dapat lebih ditingkatkan.
Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M (47), dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri RI merupakan lulusan Harvard Law School setelah sebelumnya menamatkan pendidikan pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro di Semarang. Arif Havas Oegroseno selama ini dikenal sebagai sosok diplomat tangguh di balik berbagai masalah perbatasan wilayah RI.
Lulusan Sekolah Dasar Dinas Luar Negeri Kementerian Luar Negeri tahun 1987 tersebut, memulai karir diplomatiknya pada Perwakilan Tetap RI di Geneva (1993-1997), dan kemudian merintis dibukanya kembali hubungan diplomatik Indonesia-Portugal yang dibekukan tahun 1989 pada Kantor Urusan Kepentingan Portugal (1999-2000), serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lisabon, Portugal (2000-2003).
[wid]
BERITA TERKAIT: