Pertumbuhan ekonomi IndoÂÂneÂsia diperkirakan dalam lima tahun ke depan bisa menyaÂlip China. SyaÂratnya, Pemerintah mesti leÂbih serius mendorong pemeraÂtaÂan pembangunan khuÂsusnya di Kawasan Timur InÂdonesia (KTI).
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi PemerinÂtaÂhan Kabupaten Seluruh IndoÂneÂsia (Apkasi) Isran Noor di dialog memÂperingati Sumpah Pemuda ke 84 di Gedung MuhammaÂdiÂyah, Jakarta, kemarin. Isran meÂngaÂtakan, sejak tahun 2001, IndoÂnesia mengalami pertumÂbuhan ekonomi yang konsisten dibanÂdingÂkan dengan negara-negara orÂganisasi kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Termasuk, juga BRICS (Brazil, Rusia, India, ChiÂna dan Afrika Selatan). Namun paÂda satu sisi kompleksitas ancaÂmÂan dan tanÂtangan yang dihadapi kiÂan beÂragam serta multi-diÂmensi.
Bahkan, pakar ekonomi dari Capital Economics Ltd London, Gareth Leather mengemukakan keÂbijakan suku bunga telah meÂningÂkatkan investasi asing di InÂdonesia. Sehingga, menemÂpatÂkan Indonesia di peringkat kedua perÂtumÂbuhan ekonomi dunia setelah China.
PertumÂbuhan ekonomi nasioÂnal yang membangkitkan optiÂmisÂme bukan berarti tantangan ekoÂnomi Indonesia semakin riÂngan. MasaÂlah penciptaan lapaÂngan kerja idealnya satu persen perÂtumbuhan ekonomi dapat menÂciptakan 450.000 lapangan kerja serta tingÂkat sebaran keÂmisÂÂÂkinan harus ditanggapi dÂeÂngan perÂcepatan program-proÂgram pro -job dan pro- poor. “Untuk itu diÂbutuhkan penguatan funÂdaÂmental ekonomi dengan menÂÂdorong pemÂbangunan di KaÂwaÂsan Timur IndoÂnesia,†ceÂtusÂnya.
Karena itu, pihaknya meminta percepatan pembangunan dan perÂÂtumbuhan di wilayah KaÂwaÂsan TiÂmur Indonesia. PerbeÂdaan pemÂbangunan dan kesenÂjaÂngan infraÂstruktur harus segera diÂperÂbaiki.
Kawasan Barat IndoÂneÂsia deÂngÂan luas wilayah sekitar 31,25 persen dari luas wilayah naÂsional memiliki jalan nasional dan proÂvinsi yang jauh lebih panÂjang diÂbandingkan dengan 68,75 perÂsen wilayah KTI.
Sebelumnya, Kepala Badan KoÂorÂdinasi Penanaman Modal (BKÂPM), Chatib Basri optimistis reÂalisasi investasi Penanaman MoÂÂdal Asing (PMA) dan PenaÂnaman Modal Dalam Negeri (PMÂDN) tahun 2012 akan menÂcapai level sekitar Rp 300 triliun, meÂlampaui target yang ditetapÂkan sebesar Rp 283,5 triliun.
Dari sisi lokasi PMA, tertinggi investasi terjadi di DKI Jakarta, disusul Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Riau. Sementara PMDN tersebar di Jawa Barat tertinggi, disusul JaÂwa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan Timur.
“Upaya peÂmerataan investasi ke daerah-daerah luar Jawa dan peÂningkatan peran perusahaan PMDN telah menunÂjukkan hasil mengÂgemÂbiraÂkan,†ujarÂnya. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: