Depresiasi Dolar AS turut memperkuat daya tarik emas, setelah Chairman Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa pasar tenaga kerja Amerika masih berada dalam kondisi "lesu dengan tingkat perekrutan dan pemutusan kerja yang rendah". Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung diminati di lingkungan suku bunga rendah serta berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Emas spot di pasar New York melonjak 1,3 persen menjadi 4.195,35 Dolar AS per ons pada perdagangan Rabu 15 Oktober 2025 waktu setempat. Sementara, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup menguat 0,9 persen menjadi 4.201,60 Dolar AS per ons.
Sepanjang tahun ini, harga emas meroket lebih dari 60 persen, didorong kombinasi berbagai faktor termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, tren de-dolarisasi, serta arus masuk kuat ke produk ETF berbasis emas.
Pasar juga terus mencermati penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) Amerika yang telah menghentikan publikasi data ekonomi resmi dan berpotensi mempersulit pandangan pembuat kebijakan di tingkat global.
Harga perak juga melejit 2,3 persen menjadi 52,64 Dolar AS per ons, mendekati rekor tertinggi 53,60 Dolar AS yang dicapai sehari sebelumnya. Platinum naik 0,6 persen menjadi 1.647,55 Dolar AS per ons, sedangkan palladium merosot 0,2 persen ke posisi 1.523,66 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: