Menurut data BPS, nilai surplus perdagangan Indonesia dengan AS mencapai 12,20 miliar Dolar AS, naik dari periode Januari–Juli 2025 yang sebesar 10,49 miliar Dolar AS. Selain AS, Indonesia juga mencatat surplus besar dengan India sebesar 9,43 miliar Dolar AS dan Filipina sebesar 5,85 miliar Dolar AS.
Namun, di sisi lain, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Defisit terdalam tercatat dengan China sebesar 13,09 miliar Dolar AS, meningkat dibanding Juli 2025 yang sebesar 12,07 miliar Dolar AS. Defisit juga terjadi dengan Singapura sebesar 3,55 miliar Dolar AS dan Australia sebesar 3,9 miliar Dolar AS.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan barang Indonesia pada Agustus 2025 mencatat surplus sebesar 5,49 miliar Dolar AS. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyampaikan bahwa surplus ini merupakan yang ke-64 kali berturut-turut sejak Mei 2020.
“Surplus pada Agustus 2025 terutama didorong oleh komoditas nonmigas dengan nilai USD 7,15 miliar. Komoditas utama penyumbang surplus antara lain lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja,” jelas Habibullah dalam konferensi pers terbaru BPS, dikutip redaksi di Jakarta, Senin 13 Oktober 2025.
BERITA TERKAIT: