Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proses pembahasan yang sebelumnya dilakukan secara daring terpaksa dihentikan karena dampak langsung dari kondisi tersebut.
"Jadi tim negosiasi berunding melalui Zoom, tetapi dengan adanya shutdown di Amerika, itu termasuk kita juga kena shutdown. Artinya negosiasinya sementara terhenti," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Meski begitu, Airlangga memastikan komunikasi dengan pihak Amerika masih terus dijaga.
"Saya akan berbicara juga malam ini dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) untuk bagaimana kita langkah selanjutnya. Jadi mengenai jadwal belum bisa dipastikan, karena pemerintah Amerika kan sekarang sedang shutdown. Jadi kita monitor perkembangan. Karena belum selesai semuanya, dokumennya belum selesai, maka tentu kita lihat ke depannya seperti apa," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia menargetkan penyelesaian dokumen hukum (legal drafting) pada akhir Oktober 2025. Menurut Airlangga, legal drafting itu sesudah pembicaraan (bilateral) selesai. Adapun setelah tahap legal drafting selesai, pemerintah masih harus menunggu hingga Perjanjian Perdagangan Timbal Balik atau Agreement on Reciprocal Trade (ART) benar-benar final agar tarif resiprokal 19 persen bisa diterapkan.
"Ya tentu, sebelum ditandatangan tidak jadi final semua. Jadi, tunggu sampai final, jadi kita sedang siapkan," tandas Airlangga.
BERITA TERKAIT: