Bos Goldman Sachs Ingatkan Koreksi Pasar Saham Usai Euforia AI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 06 Oktober 2025, 09:37 WIB
Bos Goldman Sachs Ingatkan Koreksi Pasar Saham Usai Euforia AI
Ilustras (Foto: Goldman Sachs)
rmol news logo Pasar saham akan mengalami penurunan dalam satu hingga dua tahun ke depan.  CEO Goldman Sachs David Solomon memprediksi hal tersebut, yang menurutnya hal itu bisa saja terjadi setelah bertahun-tahun terdorong ke rekor tertinggi oleh hiruk pikuk artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Ia memaparkan, euforia terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai telah mendorong pasar saham ke level yang terlalu tinggi. Solomon memperingatkan adanya potensi koreksi besar dalam 12 hingga 24 bulan ke depan.

"Pasar selalu bergerak dalam siklus. Setiap kali muncul percepatan besar dalam teknologi baru yang menarik banyak modal dan perusahaan baru, biasanya pasar bergerak terlalu jauh di depan potensi sebenarnya," ujar Solomon dalam ajang Italian Tech Week di Turin, Italia, dikutip dari CNBC Senin 6 AOktober 2025. 

Solomon merujuk pada adopsi internet secara massal pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, dimana banyak bermunculan perusahaan besar di dunia, tetapi juga menyaksikan investor kehilangan uang dalam apa yang kemudian dikenal sebagai gelembung dotcom.

"Saya tidak akan menyebut ini 'bubble', tapi saya tahu banyak investor kini terlalu bersemangat. Ketika mereka bersemangat, mereka cenderung melihat hal-hal baik yang bisa terjadi dan melupakan risiko yang bisa muncul," katanya.

Ledakan AI telah mencengkeram pasar global dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangkaian teknologi baru, kesepakatan bernilai miliaran dolar, dan terus berkembangnya OpenAI, pengembang ChatGPT. Hal ini menyebabkan investor bertaruh besar pada teknologi ini dan menggelontorkan modal ke saham-saham seperti Microsoft, Alphabet, Palantir, dan Nvidia

Sejumlah tokoh besar mulai mewanti-wanti. Pendiri Amazon Jeff Bezos menilai AI saat ini sedang berada dalam "industrial bubble". Meski demikian, Solomon tetap optimistis terhadap potensi jangka panjang teknologi ini. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA