Produksi truk di pabrik baru tersebut ditargetkan mulai pada 2027. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi dampak kebijakan tarif tinggi pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang membuat biaya ekspor dari Jepang semakin mahal. Dengan adanya pabrik di AS, Isuzu bisa memperluas produksi lokal sekaligus menekan pengiriman dari Jepang.
“Pembangunan ini sebenarnya sudah direncanakan sebelum kebijakan tarif Trump diluncurkan. Memiliki pabrik independen di AS adalah impian kami,” kata Ketua Isuzu, Masanori Katayama, dalam upacara peletakan batu pertama pada Rabu, dikutip dari
Japan Times, Jumat 3 Oktober 2025.
“Dengan pabrik di AS, kami bisa lebih fleksibel menghadapi tarif, termasuk meningkatkan pengadaan suku cadang dari pemasok lokal," tambahnya.
Isuzu sudah memasarkan kendaraan di Amerika Utara sejak 1984. Pada tahun fiskal 2023, mereka mencatat penjualan tertinggi sekitar 44.000 unit. Saat ini, sekitar 40 persen kendaraan yang dijual di kawasan tersebut masih diekspor langsung dari Jepang, sementara sisanya dirakit oleh perusahaan mitra di AS.
Ke depan, Isuzu menargetkan memproduksi hingga 50.000 kendaraan per tahun, termasuk truk listrik, di pabrik baru South Carolina pada 2030. Sebagian besar produksi itu akan difokuskan untuk memenuhi permintaan pasar Amerika Utara.
BERITA TERKAIT: