Kondisi itu membuat pekerja SPBU, seperti Shell, harus mencari cara agar tetap bisa bekerja. Salah satunya dengan berjualan kopi dan snack.
“Sejak akhir bulan Agustus (stok BBM) sudah mulai menipis jadi kadang-kadang kehabisan. Di SPBU saya tanggal 16 kemarin baru habis total, cuma tinggal solar aja,” ungkap salah satu pegawai SPBU swasta kepada RMOL pada Jumat, 19 September 2025.
Ia mengaku kondisi ini berdampak pada jam kerja yang berkurang drastis dan berimbas pada pendapatan bulanan.
“Rasanya jadi nggak enak karena hari kerja jadi sedikit, gaji jadi kurang, kebutuhan jadi nggak bisa terpenuhi,” keluhnya.
Meski begitu, manajemen SPBU memberikan alternatif dengan meminta karyawan berjualan kopi dan makanan ringan di lokasi.
“Kalau jualan kopi memang disuruh manajemen supaya ada pemasukan. Tapi nggak apa-apa, daripada kita dirumahkan semua kan,” jelasnya.
Bagi para pegawai, inisiatif itu setidaknya memberi kesempatan untuk mereka tetap bisa bekerja meski bukan untuk mengisi BBM.
“Ya,sebenarnya nggak terlalu membantu, tapi lumayan jadi ada hari masuk kerja walaupun jualan kopi daripada nggak sama sekali,” katanya.
Menurutnya, di tengah kondisi tersebut banyak konsumen yang membeli kopi atau snack bukan hanya karena butuh, tapi untuk membantu para karyawan seperti yang tengah ramai di media sosial.
“Lumayan sih, banyak yang beli karena kasihan juga kayaknya. Makasih juga buat masyarakat yang cukup membantu dengan membeli kopi,” ujarnya.
Sementara soal kelangkaan BBM, ia menyebut banyak pelanggan menanyakan kapan pasokan akan kembali normal.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pihak swasta pemilik SPBU telah sepakat untuk membeli BBM melalui kerja sama dengan Pertamina.
Kesepakatan itu lahir setelah rapat bersama Pertamina, Vivo, dari Shell, BP dan AKR, yang digelar pada Jumat, 19 September 2025 setelah polemik stok BBM swasta kompak habis.
“Kami baru selesai rapat dengan teman-teman dari swasta dan Pertamina, menghasilkan empat hal. Yang pertama adalah mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli di kolaborasi dengan Pertamina,” kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta.
BERITA TERKAIT: