Penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menilai kondisi pasar saat ini dipengaruhi sejumlah faktor eksternal. Salah satunya pidato Ketua The Fed Jerome Powell dan rilis kinerja emiten ritel Amerika Serikat (AS) yang ditunggu pelaku pasar.
“Ruang pemangkasan suku bunga tetap ada karena mengacu pada data CMEGROUP.com proyeksi probabilitas keyakinan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 83,6 persen,” jelas Reydi, kepada RMOL pada Selasa 19 Agustus 2025.
Selain itu, faktor geopolitik seperti pertemuan Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin disebut belum memberi dampak berarti ke pasar.
Di kawasan Asia, bursa juga bergerak hati-hati meski data pengangguran India menunjukkan hasil cukup positif. Sementara itu, harga minyak global naik dipicu spekulasi geopolitik serta isu pasokan energi.
Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat lalu mencatatkan aliran dana asing (net buy) sebesar Rp1,31 triliun.
Namun, potensi koreksi masih membayangi lantaran aksi ambil untung (profit taking) pasca penguatan indeks dan pelemahan nilai tukar Rupiah.
“Investor saat ini cenderung wait and see menunggu arah kepastian ekonomi global,” pungkas Reydi.
Ia memprediksi IHSG akan bergerak terbatas ke level 7791 hingga 7893 pada penutupan sore ini.
BERITA TERKAIT: