Kewirausahaan hingga edukasi pelatihan mekanik perawatan mesin kapal disisipkan dalam program Pertamina Sahabat Nelayan agar para nelayan bisa merintis bengkel hingga memperluas jaringan dan pengetahuan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan, program ini menjadi representasi nyata konsep
creating shared value, yakni perusahaan tidak hanya menjawab tantangan sosial masyarakat melainkan juga menciptakan nilai ekonomi dan reputasi jangka panjang.
“Langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi nelayan melalui usaha bengkel mandiri yang ramah lingkungan,” jelas Fadjar dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 18 Juli 2025.
Program ini bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) dan bantuan modal kerja. Turut dilibatkan juga para tokoh lokal, seperti Ketua Rukun Nelayan Tambakreja, Cilacap Selatan, Paino.
Selama dua periode menjabat, Paino menjadi motor penggerak komunitas nelayan dalam menyuarakan kebutuhan mereka dan menjembatani kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pertamina Lubricants.
Sebagai nelayan, Paino dan masyarakat sekitar membutuhkan sumber pendapatan alternatif untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini mendorong Paino bergerak untuk solusi para nelayan.
“Saya bertemu dengan akademisi dari Universitas Diponegoro tahun 2019. Ini menjadi titik awal perubahan komunitas nelayan Tambakreja. Pertemuan itu membawa kami bekerja sama dengan Pertamina Lubricants,” kisah Paino.
Salah satu inovasi dari program Pertamina Sahabat Nelayan adalah pembentukan bengkel nelayan berwawasan lingkungan, dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat penampungan limbah B3, alat penanggulangan tumpahan oli, APAR, serta perlengkapan P3K.
Edukasi pengelolaan limbah juga diberikan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan dalam menjalankan aktivitas usaha. Program ini memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian lokal.
“Secara ekonomi, para mekanik nelayan mampu memperoleh penghasilan tambahan sebesar Rp750.000 hingga Rp1.200.000 per bulan, di luar pendapatan utama dari hasil melaut,” ucap Paino.
Kini, lebih dari 858 nelayan di wilayah Cilacap merasakan manfaat program ini, yang kini juga direplikasi di beberapa daerah lainnya. Jumlah nelayan yang terampil di bidang mekanik meningkat drastis dari 15 orang menjadi 145 orang.
BERITA TERKAIT: