Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda), Weni Maulina, menyampaikan bahwa proyek ini diproyeksikan membutuhkan dana sekitar Rp21,3 triliun.
"Kurang lebih angkanya di Rp21,3 triliun, estimasi penumpangnya di 97 ribu per hari. Tapi ini memang hanya dari ruas Fatmawati-Kampung Rambutan, atau ini bagian dari outer loop line," kata Weni kepada media di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis, 17 Juli 2025.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa lintasan tersebut akan mencakup 10 stasiun bawah tanah dengan jarak hingga 10,9 kilometer (km).
"Ini dari Fatmawati sampai Kampung Rambutan, kurang lebih ada 10 stasiun yang rencananya akan fully underground. Akan ada satu depo di sisi Kampung Rambutan, yang juga akan terintegrasi dengan LRT," tuturnya.
Weni menambahkan bahwa proyek tersebut masih dalam tahap studi dan belum mencapai fase konstruksi karena masih menunggu persetujuan skema pendanaan. Adapun salah satu opsi yang tengah dikaji adalah Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang disebut-sebut sebagai alternatif pendanaan non-APBD.
"Ini masih dalam penjajakan, saat ini kita masih mencari skema funding yang tepat yang terbaik, mungkin beberapa teman-teman sudah tahu ada rencana KPBU," jelasnya.
Ia menegaskan, seluruh pengembangan jalur MRT ini tetap mengacu pada rencana tata ruang wilayah serta strategi pendanaan transportasi yang telah disusun oleh pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
BERITA TERKAIT: