Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent naik menjadi 66,47 Dolar AS per barel, naik 1,13 Dolar atau sekitar 1,73 persen. Sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) dibanderol 64,58 Dolar AS per barel, naik 1,21 Dolar atau 1,91 persen.
Kedua jenis minyak ini mencatat kenaikan mingguan setelah sebelumnya turun selama dua minggu berturut-turut. Brent naik 2,75 persen minggu ini, dan WTI naik lebih tinggi, yaitu 4,9 persen.
Selain pembicaraan perdagangan, laporan ketenagakerjaan dari Departemen Tenaga Kerja AS juga ikut mendorong kenaikan harga minyak. Laporan tersebut menunjukkan tingkat pengangguran tetap di angka 4,2 persen pada bulan lalu.
"Menurut saya, laporan pekerjaan itu cukup bagus," kata Phil Flynn, analis dari Price Futures Group.
"Kondisinya tidak terlalu ekstrem—cukup untuk membuka peluang agar bank sentral AS, Federal Reserve, memangkas suku bunga," tambahnya.
Analis lain, John Kilduff dari Again Capital, mengatakan pasar saat ini sudah memperhitungkan banyak kemungkinan buruk. Namun, kenyataannya tidak seburuk itu.
“OPEC+ masih kompak. China dan AS mulai bicara lagi, dan meskipun belum jelas hasilnya, setidaknya diskusinya tidak kacau seperti hubungan Elon Musk dan Donald Trump,” ujarnya sambil bercanda.
BERITA TERKAIT: