Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Rill (IPR) April yang turun 6,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) menjadi 231,1. Angka ini lebih rendah dari bulan Maret 2025 sebesar 248,3.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan penurunan ini didorong oleh penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Makanan, Minuman, dan Tembakau yang melemah, sementara Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Subkelompok Sandang naik.
"Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 diprakirakan terkontraksi sebesar 6,9 persen (mtm), dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat seiring berakhirnya periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri," kata Ramdan, dalam keterangan resmi, Rabu 14 Mei 2025.
Menurut Ramdan, penjualan eceran Maret atau saat Ramadan dan Idulfitri meningkat berkat tingginya permintaan masyarakat saat hari besar tersebut, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga.
Sementara, dalam sisi harga tekanan inflasi pada Juni dan September 2025 diprakirakan kembali menurun.
Hal ini diindikasikan dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 148,3 dan 155,5.
BERITA TERKAIT: