Angka ini melebar dari defisit pada Februari 2025 sebesar Rp31,2 triliun, atau 0,13 persen terhadap PDB.
"Defisit Rp104,2 triliun (0,43 persen) ini bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran, karena masih dalam desain APBN awal (Rp616,2 triliun),"kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Rabu 30 April 2025.
Sri Mulyani merinci pendapatan negara hingga Maret 2025 mencapai Rp516,1 triliun atau setara 17,2 persen dari target penerimaan.
Berdasarkan paparan yang dijelaskan Sri Mulyani, pendapatan tersebut berasal dari penerimaan pajak Rp322,6 triliun atau 14,7 persen dari target, kepabeanan cukai Rp77,5 triliun atau 25,7 persen dari pagu anggaran, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp115,9 triliun atau 22,6 persen dari target.
Sementara realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp620,3 triliun atau sudah 17,1 persen dari pagu anggaran yang didesain pemerintah, dan lebih tinggi dari belanja negara bulan sebelumnya sebesar Rp348,1 triliun.
Belanja negara itu terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp413,2 triliun atau stara 15,3 persen dari yang ditargetkan, dan transfer daerah yang mencapai Rp207,1 triliun atau setara 22,5 persen.
Selanjutnya bendahara negara itu mengatakan keseimbangan primer APBN Maret 2025 tercatat surplus Rp17,5 triliun.
Khusus untuk realisasi pembiayaan anggaran, realisasi per akhir Maret 2025 sudah sebesar Rp250 triliun, atau sebesar 40,6 persen dari target yang didesain sesuai rencana defisit APBN 2025 sebesar Rp 616,2 triliun.
BERITA TERKAIT: