Presiden Direktur Ceria, Abdul Haris Tatang, mengapresiasi kinerja seluruh insan Ceria yang selama ini tak kenal Lelah untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan bangsa Indonesia.
“Ceria pada tahun 2025 ini akan menapaki milestone baru yang membanggakan. Setelah perjuangan yang tak kenal lelah dari seluruh insan Ceria, dalam waktu dekat produksi feronikel pertama akan kami diluncurkan," kata Tatang dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu 26 Maret 2025.
Tatang menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh stakeholders terutama bagi insan Ceria yang selalu memberikan kinerja terbaiknya agar cita-cita menjadi perusahaan nikel terkemuka dapat diwujudkan.
Sebagai satu-satunya smelter nikel ‘merah-putih’ yang seluruh pendanaannya dari PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), Ceria terus mewujudkan komitmennya untuk menghasilkan produk nikel berkualitas tinggi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Tatang mengungkapkan, selama ini, Ceria yang berlokasi di Kolaka Sulawesi Tenggara terus berupaya untuk menambang dengan selalu memperhatikan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance).
"Bagi kami, prinsip ESG ini wajib diterapkan karena sustainability lingkungan perlu dijaga agar keberlangsungan bisnis juga secara paralel dapat saling menguntungkan," ungkap Tatang.
Salah satu wujud komitmen tersebut adalah melalui pemanfaatan energi hijau (green energy footprint). Sejak akhir tahun lalu, smelter Ceria memanfaatkan Listrik PT PLN yang dipasok dari Kapal Pembangkit Listrik Terapung (Barge Mounted Power Plant, BMPP) dengan bahan baku diesel dan gas.
Pemanfaatan Listrik dari energi bersih menjadi wujud komitmen Ceria bergerak maju mewujudkan masa depan energi yang lebih ramah lingkungan.
“Salah satu Misi Ceria adalah menjalankan praktik usaha yang berkelanjutan, oleh karenanya kami terus berupaya melaksanakan praktik baik dalam ESG bagi core business kami di sektor pertambangan. Bukan merupakan hal mudah, dan tentu saja tidak murah tetapi kami ingin bisnis ini bermanfaat dan berkelanjutan bagi Masyarakat” kata Tatang.
Praktik pertambangan ‘hijau’ oleh Ceria pun mendapat apresiasi dari banyak pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, serta perbankan yang selama ini mendukung kegiatan operasional Ceria.
“Ceria sangat bersyukur karena praktik baik yang kami upayakan selama ini diapresiasi oleh banyak pihak. Tidak hanya pemerintah daerah, pemerintah pusat dan perbankan juga turut mengapresiasi smelter ‘merah-putih’ kami," ungkap Tatang.
Pada November tahun lalu, perwakilan Dewan Ekonomi Nasional dan tim Benchmark Mineral Intelligence (BMI) melakukan kunjungan ke smelter Ceria untuk memperdalam implementasi praktik ESG di sektor pertambangan.
Kunjungan tersebut menjadi pemicu bagi perusahaan untuk terus mempertahankan kinerja optimal.
Tatang berharap, ke depannya kinerja perusahaan dapat terapresiasi melalui penghargaan-penghargaan lain dan berhasil menepatkan Ceria dalam jajaran perusahaan tambang internasional yang membanggakan bangsa Indonesia, terutama dalam rantai pasok nikel.
BERITA TERKAIT: