IHSG Terancam Trading Halt Lagi, Pengamat Ingatkan Waspadai Sentimen Global

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Senin, 24 Maret 2025, 12:51 WIB
IHSG Terancam Trading Halt Lagi, Pengamat Ingatkan Waspadai Sentimen Global
Ilustrasi/Net
rmol news logo Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok 4,57 persen ke level 5.971 pada perdagangan Senin 24 Maret 2024.

Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas, Reydi Octa, menilai sejumlah faktor menjadi pemicu pelemahan ini, mulai dari tekanan nilai tukar Rupiah hingga sentimen global yang membayangi pergerakan pasar saham.

“IHSG sempat turun, berikut ada berbagai sentimen pemicunya seperti nilai tukar Rupiah yang melemah ke level 16.580 (kurs rilis Panin Bank). Hingga pagi ini belum terlihat adanya penguatan nilai tukar Rupiah,” kata Reydi kepada RMOL.

Jika IHSG kembali mengalami penurunan hingga 5 persen pada hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan akan kembali menerapkan trading halt seperti yang terjadi pada 18 Maret lalu.

Menurutnya, ketidakpastian global semakin meningkat setelah penetapan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia. Investor juga dinilai masih bersikap wait and see, terutama menjelang pengumuman tarif impor baru dari Amerika Serikat pada 2 April.

“Tanggal 2 April ini akan ada penetapan tarif impor baru dari AS untuk sejumlah negara. Hal ini memperbesar risiko dari ketidakpastian ekonomi global karena dikatakan oleh Trump, penetapan tarif baru ini merupakan yang terbesar. Ini membuat goyah pasar global dan dapat memperbesar potensi perang dagang,” jelasnya.

Sementara dari dalam negeri, Reydi juga menyoroti pengesahan RUU TNI yang memicu aksi demonstrasi, yang turut memberikan tekanan terhadap pasar. 

Ia menilai perubahan kebijakan ini membuat investor asing harus beradaptasi, meskipun pemerintah telah menegaskan bahwa supremasi sipil tetap dijaga.

“Walau begitu arus jual investor asing masih terus terjadi, Jumat Lalu Asing masih tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp2,35 triliun, sehingga dalam waktu kurun waktu satu bulan ini asing total mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp21,5 triliun,” kata Reydi.

Reydi memprediksi, investor akan kembali menarik dananya pada pekan ini, untuk mengantisipasi periode libur panjang Idulfitri ini dan jadwal penetapan tarif baru AS tanggal 2 April nanti.

“Untuk jangka pendek di minggu ini, walau merupakan jadwal dari RUPS Bank BUMN, tetapi arus jual investor mungkin akan lebih kuat. Ada kecenderungan investor menghindari menahan saham melewati periode libur panjang Lebaran, terutama jika menggunakan transaksi margin,” katanya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA