Seperti dikutip dari
AFP pada Kamis 13 Februari 2025, PHK ini dimulai tahun ini dan diperkirakan selesai pada akhir 2026 mendatang.
Wakil Ketua Chevron Mark Nelson dalam pernyataannya mengatakan bahwa upaya ini dilakukan untuk memangkas pengeluaran dengan memangkas 15-20 persen karyawan, dari total 40 ribu pekerja pada akhir 2024.
"Chevron mengambil tindakan untuk menyederhanakan struktur organisasi kami agar dapat bergerak dengan lebih cepat dan efektif,"kata Nelson.
"Kami akan mendukung karyawan kami selama masa transisi,"tambahnya.
Adapun pengumuman PHK massal ini muncul setelah Chevron bulan lalu melaporkan laba tahunan sebesar 17,7 miliar Dolar AS (Rp289 triliun) turun 17 persen dari 2023.
Tahun lalu, perusahaan migas tersebut mengembalikan 27 miliar Dolar AS kepada pemegang saham dalam bentuk pembelian kembali saham dan dividen.
"Kami mengambil langkah-langkah ini untuk meningkatkan daya saing jangka panjang perusahaan kami bagi karyawan, pemegang saham, dan masyarakat kami," kata Nelson.
BERITA TERKAIT: