Trump yang dalam sejumlah kesempatan bertekad menurunkan suku bunga kini dalam pertaruhan penting. Bila data inflasi memperlihatkan situasi yang sulit maka tekad Trump akan menjadi sekedar omon-omon. Sejumlah laporan yang beredar di kalangan pelaku pasar bahkan telah memperkirakan besaran inflasi yang akan sangat menyulitkan bagi Bank Sentral AS, The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Di tengah penantian rilis data tersebut serta rangkaian sentimen yang berkembang, sikap pelaku pasar akhirnya cenderung pesimis namun tetap dalam keraguan. Akibatnya, kinerja nilai tukar mata uang utama dunia kembali bergerak di rentang sempit dan cenderung melemah. Pola gerak melemah di rentang sempit tersebut kemudian menjalar hingga sesi perdagangan di Asia hari ini, Selasa 11 Februari 2025.
Pantauan menyeluruh di pasar Asia memperlihatkan, gerak melemah terbatas yang seragam mendera mata uang Asia. Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, mata uang Asia tercatat hanya menyisakan Rupee India yang mampu membukukan gerak penguatan konsisten dan meyakinkan.
Gerak balik penguatan Rupee yang konsisten dan signifikan dinilai sekedar mengikuti potensi teknikal usai mengalami serangkaian pelemahan dalam jangka panjang. Sedang pada Baht Thailand, gerak merosot terjadi dalam rentang tajam hingga kisaran 0,8 persen, untuk sekaligus mencatatkan diri sebagai mata uang berkinerja terburuk di Asia.
Sementara terkhusus pada Rupiah, kinerja konsisten menjejak di zona pelemahan semakin terkukuhkan oleh sentimen domestik yang tersedia. Rilis data terkini menyebutkan, Indeks keyakinan konsumen yang berada di kisaran 127,2 untuk periode Januari lalu. Posisi tersebut sedikit turun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 127,7.
Namun penurunan yang sangat tipis tersebut dijadikan momentum oleh pelaku pasar untuk kembali mendiskon Rupiah. Pantauan menunjukkan, kinerja Rupiah yang konsisten menjejak zona pelemahan di sepanjang sesi hari ini. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah terpantau bertengger di kisaran Rp16.383 per Dolar AS setelah terkoreksi moderat 0,27 persen.
Rupiah kini kembali mencoba peruntungan sentimen domestik dari rilis pertumbuhan penjualan ritel yang diagendakan pada Rabu besok. Rilis data yang kondusif, diyakini akan mampu untuk setidaknya menahan Rupiah dari ancaman pesimisme akibat serangan sentimen global yang cenderung jauh dari bersahabat.
BERITA TERKAIT: