Analis menyoroti pelemahan ini juga dipicu oleh keputusan Presiden Donald Trump mengisyaratkan sikap yang lebih lunak terhadap tarif untuk China.
Trump dalam sebuah wawancara media menyatakan ia telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping. Ia optimistis dapat mencapai kesepakatan dagang dengan China.
"Kita memiliki kekuatan besar terhadap China, yaitu tarif. Mereka tidak menginginkannya, dan saya juga lebih memilih untuk tidak menggunakannya. Namun, tarif adalah kekuatan besar terhadap China," katanya, dikutip dari Reuters..
Beberapa analis memperingatkan bahwa dolar bisa kembali menguat jika kebijakan tarif dan suku bunga AS berubah.
Dolar AS turun sebanyak 0,8 persen terhadap sekeranjang mata uang pada Jumat 24 Januari 2025.
Pasar saham di Wall Street melemah. Pasar saham China dan mata uang Yuan menguat setelah komentar Trump terkait pelonggaran suku bunga. Indeks saham unggulan China naik 0,8 persen, sementara Yuan di pasar luar negeri menguat 0,7 persen menjadi 7,239 terhadap Dolar AS.
Harga minyak stabil dan mengurangi kerugian setelah Trump menyatakan akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak.
Yen Jepang menguat 0,2 persen terhadap Dolar menjadi 155,7 setelah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.
Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, mengatakan bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga seiring dengan meluasnya kenaikan upah dan harga.
BERITA TERKAIT: