Bekal sentimen positif dari sesi perdagangan penutupan pekan lalu di Wall Street menjadi salah satu modal bagi IHSG untuk menanjak. Laporan sebelumnya menyebutkan, pelaku pasar di Wall Street yang mendapatkan suntikan sentimen optimis dari rilis data inflasi terkini AS. Seluruh Indeks Wall Street terpantau menutup sesi pekan lalu dengan melonjak tajam di atas 1 persen.
Sentimen lain datang dari sesi perdagangan di Asia yang juga mengirimkan kabar optimis. Laporan lebih jauh menyebutkan, investor di Asia yang mencoba mengapresiasi aksi merger dua perusahaan raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan yang semakin terealisir.
Laporan terkini dari Jepang menyebutkan, kedua perusahaan itu menargetkan mencapai kesepakatan akhir merger pada Juni 2025. Sedang laporan dari kantor berita Kyodo News menyebutkan, para pimpinan dari Honda dan Nissan yang telah menyampaikan rencana merger pada kementerian perindustrian Jepang. Langkah merger tersebut diklaim akan menjadikan perusahaan raksasa otomotif terbesar ketiga di dunia bila terwujud.
Langkah merger tersebut juga dinilai sangat strategis dalam menghadapi sengit nya persaingan produk mobil listrik yang kini dikuasai raksasa otomotif asal AS milik juragan Elon Musk, Tesla, dan raksasa BYD asal China. Kabar tersebut akhirnya disambut positif pelaku pasar di Jepang. Kepungan sentimen positif akhirnya semakin kukuh hingga membuat Indeks secara seragam menginjak zona kenaikan tajam menjelang libur Natal 2024.
Usai membukukan gerak Indeks secara konsisten di zona penguatan tajam, Indeks Nikkei (Jepang) menutup sesi dengan melonjak 1,19 persen di 39.161,34, sedang lonjakan lebih curam berhasil dibukukan Indeks ASX200 (Australia) setelah mengakhiri sesi dengan melambung 1,67 persen di 8.201,6 dan Indeks KOSPI (Korea Selatan) yang memungkasi sesi dengan melesat 1,57 persen di 2.442,01.
Positifnya sentimen di bursa saham regional memberikan sokongan keyakinan kukuh pada pelaku pasar di Jakarta. Pantauan menunjukkan, gerak IHSG yang langsung melambung tajam sejak sesi pembukaan perdagangan pagi. IHSG kemudian konsisten menjejak zona penguatan tajam di sepanjang sesi perdagangan. IHSG akhirnya menutup sesi dengan melambung 1,61 persen di 7.096,44 atau sekaligus menembus level psikologis pentingnya di kisaran 7.000 dengan meyakinkan.
Pantauan lebih jauh menunjukkan, kinerja sejumlah besar saham unggulan yang berkontribusi sangat signifikan bagi lonjakan IHSG kali ini. Terlebih empat saham perusahaan Bank terbesar nasional, yaitu BBCA, BBRI, BMRI, BBNI yang terlihat kompak mencetak kenaikan tajam.
Saham Bank BRI, yang berkode BBRI tercatat melompat 3,69 persen dengan terhenti di Rp4.210, sedangkan saham Bank BCA, BBCA melambung 1,29 persen setelah berakhir di Rp9.775, saham Bank Mandiri BMRI meloncat 2,64 persen untuk menutup di Rp5.825, dan saham Bank BNI atau BBNI menanjak 2,81 persen di Rp4.380.
Sementara kinerja saham unggulan secara keseluruhan terpantau cenderung kompak menjejak zona hijau. Hampir seluruh saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan mencetak kenaikan, seperti: BBRI, BBCA, BMRI, BBNI, TLKM, ASII, SMGR, INDF, ISAT, PGAS, ITMG, ICBP, JSMR dan JPFA. Saham unggulan tercatat hanya menyisakan ADRO dan UNTR yang masih kembali bergulat di zona merah.
Sedangkan dampak dari gerak lonjak IHSG menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru), tinjauan teknikal terkini memperlihatkan masih belum berubah nya pola teknikal.
Tren pelemahan IHSG terlihat masih kukuh dan solid, hingga menyajikan peluang yang masih jauh dari bersahabat pada prospek perdagangan awal tahun depan. Usai sulit mengharapkan terjadinya "ritual" window dressing tahun ini, Investor di Jakarta kini mencoba menatap penuh harap pada sentimen "January effect" dalam mengawali sesi perdagangan tahun 2025.
BERITA TERKAIT: