Sebelumnya pelaku pasar mengharapkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen yang dinilai sebagai cukup ideal bagi The Fed dalam melakukan penurunan suku bunga lanjutan. Ekspektasi pelaku pasar pada langkah penurunan suku bunga lanjutan oleh The Fed kini berada dalam keraguan serius.
Akibatnya, tekanan jual kembali berlanjut hingga meruntuhkan seluruh mata uang utama dunia. Nilai tukar Euro, Poundsterling, Dolar Australia dan Dolar Kanada kompak menjejak zona penurunan signifikan pada sesi perdagangan Kamis malam waktu Indonesia Barat usai rilis data PPI tersebut.
Pantauan juga memperlihatkan, keruntuhan mata uang utama dunia tersebut yang masih bertahan hingga sesi perdagangan penutupan pekan ini di Asia. Mata uang Asia akhirnya turut terhajar pelemahan setelah merosot dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya.
Sentimen lain kemudian datang dari sikap China menyambut kepemimpinan Trump di Gedung Putih. Pernyataan Presiden Xi Jinping dalam pertemuan komunitas bisnis AS-China dinilai investor sebagai langkah melunak, dengan menekankan bahwa tak ada yang memang dalam perang dagang, namun semua pihak akan memang dalam kerja sama.
Sikap lunak China ini dipandang sebagai akibat situasi ekonomi China yang sedang sulit dan prospek kian suram bila Trump memenuhi janjinya untuk menaikkan tarif masuk produk asal China yang akan memukul keras kinerja ekspor negeri tirai bambu itu.
Rangkaian situasi tersebut menghantarkan Rupiah merosot semakin dalam. Rupiah terpantau konsisten menjejak zona pelemahan di sepanjang sesi perdagangan. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah tercatat bertengger di kisaran Rp15.990 per Dolar AS atau merosot signifikan 0,45 persen. Sementara pantauan pada situs bloomberg.com memperlihatkan Rupiah yang telah tembus level psikologis nya di kisaran Rp16.000 per Dolar AS dengan sempat menjejak kisaran Rp16.018 per Dolar AS.
Sementara pantauan pada mata uang Asia secara keseluruhan menunjukkan, gerak merosot yang seragam. Rupiah bersama Baht Thailand kini tercatat sebagai mata uang dengan pelemahan tertajam di Asia. Sedangkan Dolar Hong Kong dan Rupee India berupaya menjejak zona penguatan tipis namun rentan beralih melemah.
BERITA TERKAIT: