Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menjelaskan kontribusi tersebut terdiri dari setoran pajak senilai Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
“Seiring dengan pertumbuhan bisnis, kontribusi kami terhadap negara terus meningkat, baik dari setoran pajak maupun pembayaran dividen," kata Royke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama pimpinan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada Rabu 14 November 2024.
"Hingga September 2024, kontribusi kita sudah mencapai Rp77 triliun, dengan Rp23,6 triliun berasal dari dividen dan Rp53,4 triliun dari pajak,” imbuhnya.
Royke juga menyoroti kinerja keuangan BNI hingga kuartal III 2024, di mana total aset bank mencapai Rp1.068 triliun, atau tumbuh 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kredit yang disalurkan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni 9,5 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga yang dihimpun dari CASA (Current Account Savings Account) juga mencatatkan kenaikan 5,5 persen, dengan CASA ratio tetap terjaga di level yang sehat, yaitu 70,3 persen,” tuturnya.
Selain itu, BNI kata Royke juga telah berhasil mempertahankan rasio Loan-to-Deposit Ratio (LDR) di angka 95,3 persen, mencerminkan pengelolaan likuiditas yang baik.
Tingkat pengembalian ekuitas (ROE) mencapai 14,7 persen, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level rendah, yaitu 2 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) juga terjaga pada level 21,8 persen yang disebut menunjukkan kekuatan permodalan yang baik.
Dengan pencapaian tersebut, BNI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp16,3 triliun pada kuartal III 2024.
“Dengan pencapaian-pencapaian tersebut, BNI terus menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: