Proyeksi itu disampaikan ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto, yang mengatakan, proyeksi itu seiring adanya surat utang pemerintah yang akan jatuh tempo di kisaran Rp700- Rp800 triliunan pada tahun depan, ditambah adanya kebutuhan untuk membiayai defisit anggaran senilai Rp600 triliunan.
"Mungkin di tahun depan ada sekitar Rp1.400 triliun penerbitan surat utang yang akan dilakukan oleh pemerintah," ujar Suhindarto, dalam Konferensi Pers Pefindo di Jakarta, dikutip Jumat 25 Oktober 2024.
Terkait banyaknya surat utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2025, Ia menjelaskan pada tahun 2020 penerbitannya meningkat signifikan dibandingkan tahun - tahun sebelumnya seiring terjadinya pandemi Covid-19.
Menurutnya, hampir semua atau sebagian besar surat utang (pemerintah) yang terbit di tahun 2020 itu bertenor lima tahun yang berarti akan jatuh tempo di tahun 2025.
"Sehingga kebutuhan pemerintah untuk me-refinancing itu sendiri cukup besar di tahun depan," jelas Suhindarto.
Dengan tingginya penerbitan surat utang pemerintah, akan membuat adanya persaingan yang ketat dalam pencarian atau penarikan dana antara pemerintah dan korporasi pada tahun depan.
Ia memperkirakan, untuk kupon yang ditawarkan pun di tahun depan mungkin masih akan cukup tinggi, meskipun sudah diimbangi dengan kondisi pelonggaran di sektor moneter.
BERITA TERKAIT: