Di tengah tantangan ekspor sawit, saat ini, Tren permintaan produk turunan sawit seperti kosmetik berbasis sawit, oleokimia, biodiesel terus meningkat.
"Para pelaku usaha harus memanfaatkan peluang yang muncul di tengah tantangan yang dihadapi produk sawit Indonesia. Tidak jarang peluang yang muncul nantinya dapat pula meningkatkan daya saing produk di pasar global," tegas Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan, Dandy Satria Iswara, dalam acara temu wicara di sela gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 di Tangerang, dikutip Sabtu 12 Oktober 2024.
Ia menegaskan, salah satu tantangan di sektor sawit adalah regulasi baru dari Uni Eropa yang dikenal sebagai European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Peraturan ini bertujuan untuk mengurangi deforestasi global dengan mengatur impor komoditas yang dianggap berkontribusi pada deforestasi, termasuk sawit, sehingga eksportir diminta untuk bisa memastikan keterlacakan dari produknya.
Dandy mengungkapkan, bahwa pada 2022, produk turunan sawit Indonesia mencatat pertumbuhan ekspor yang signifikan di beberapa pasar seperti Filipina, Arab Saudi, dan Turki. Untuk menjaga daya saing di pasar global, pemerintah meningkatkan penerapan standar keberlanjutan.
Saat ini pemerintah telah mengeluarkan standar mutu sawit berkelanjutan yaitu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Standar baru ini bertujuan untuk memastikan produk sawit Indonesia memenuhi standar, prinsip, dan kriteria pengolahan bisnis kelapa sawit yang berkelanjutan.
"Langkah-langkah pemerintah ini diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan yang ada, meningkatkan akses pasar ke negara-negara yang semakin peduli pada keberlanjutan, serta membuka pasar baru untuk produk sawit dan turunannya," tutup Dandy.
BERITA TERKAIT: