Sekalipun Wall Street menutup sesi dengan mixed, sikap optimis pelaku pasar terlihat masih bertahan. Hal ini terutama terlihat dari gerak turun indeks Nasdaq yang terbilang kurang signifikan. Pantauan menunjukkan, indeks DJIA yang berhasil menutup sesi dengan naik moderat 0,55 persen di 41.622,08, indeks S&P500 menguat lebih tipis 0,13 persen di 5.633,09, dan indeks Nasdaq yang terkikis 0,52 persen di 17.592,13. Sementara dalam sesi perdagangan after hours, gerak indeks Wall Street terpantau masih cenderung terjebak di rentang moderat, di tengah serangkaian kabar terkini.
Serangkaian laporan yang beredar menyebutkan aksi jumbo yang Bakal dihelat perusahaan raksasa software, Microsoft, yang bersiap melakukan pembelian kembali sahamnya atau dikenal sebagai buyback senilai $60 milyar (setara Rp920 triliun). Kabar ini kemudian disambut oleh investor dengan melakukan pembelian saham perusahaan milik Bill Gates itu. Saham microsoft akhirnya melonjak hingga 0,7 persen akibat aksi akumulasi pelaku pasar.
Aksi jumbo Microsoft ini seakan menyusul aksi serupa sebelumnya yang lebih raksasa lagi, yaitu Apple Inc. Raksasa pabrikan iPhone tersebut dilaporkan berencana melakukan Buyback saham hingga senilai $110 miliar pada Mei lalu. Kinerja kuartalan yang moncer menjadi latar rencana buyback tersebut.
Bertahan nya sikap optimis pelaku pasar, secara umum masih dilatari oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan sekaligus mencoba mengantisipasi rilis data penjualan ritel yang akan dilakukan Selasa malam nanti waktu Indonesia Barat. Rilis data penjualan ritel yang kondusif, diyakini akan kian mengukuhkan The Fed untuk menurunkan suku bunga sebagaimana diharapkan beberapa bulan terakhir.
Sambutan investor di bursa saham Asia, juga terlihat seiring dengan penutupan Wall Street, kecuali Bursa saham Jepang yang kembali dihajar sentimen berlanjutnya penguatan Yen. Hingga ulasan ini disunting, indeks Nikkei (Jepang) turun curam 1,95 persen di 35.869,48, sementara indeks ASX200 (Australia) menguat tipis 0,24 persen di 8.141,4. Bursa saham Korea Selatan mason libur di hari ini.
Berbekal kepungan sentimen yang cenderung positif tersebut, sesi perdagangan saham pagi ini di Jakarta akhirnya mencoba mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pelaku pasar di Jakarta juga mendapatkan suntikan sentimen domestik dari rilis data neraca dagang untuk bulan Agustus lalu yang dilaporkan kembali membukukan surplus sebesar $2,89 milyar. Catatan menunjukkan, kinerja surplus neraca dagang internasional tersebut menurun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar $3,12 miliar.
Rilis data neraca dagang yang dinilai masih melegakan itu kemudian berpadu dengan situasi regional yang masih cenderung bertahan positif. IHSG akhirnya menutup sesi perdagangan pagi ini dengan naik moderat 0,09 persen di 7.819,0, setelah sempat mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah di 7.854,0 di awal-awal sesi. Prospek cerah IHSG juga diyakini masih akan berlanjut hingga sesi perdagangan sore nanti.
Kabar lebih menggembirakan datang dari pasar uang, di mana nilai tukar Rupiah mendapatkan sokongan sangat bersahabat dari pasar uang global. Melonjaknya nilai tukar seluruh mata uang utama dunia secara signifikan dalam 24 jam terakhir membuat Rupiah terangkat lebih tinggi.
Pantauan lebih rinci memperlihatkan, nilai tukar Euro dan Poundsterling yang bahkan telah menembus level psikologis nya masing-masing di kisaran 1,1100 dan 1,3200 dan masih bertahan hingga sesi perdagangan siang ini di Asia. Situasi ini membuat prospek positif Rupiah semakin terkukuhkan, terlebih sentimen domestik dari rilis data neraca dagang yang dinilai masih bersahabat.
Hingga sesi perdagangan siang ini berlangsung, Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp15.340 per Dolar AS atau menguat 0,35 persen. Pantauan juga memperlihatkan, gerak mata uang Asia yang cenderung seragam dengan menginjak zona penguatan.
Gerak menguat Rupiah kali ini juga terlihat kian mengukuhkan bertahannya tren penguatan, untuk semakin membuka lebar peluang mengkandaskan Dolar AS di level psikologis pentingnya di Rp15.000.
BERITA TERKAIT: