Survei
Bloomberg menyebutkan sekitar 87 persen dari 53 ekonom memperkirakan bank akan menaikkan biaya pinjaman pada akhir Januari. Sementara 53 persen memperkirakan bank akan melakukan penyesuaian di Desember .
Mayoritas analis percaya bahwa gejolak pasar pada hari-hari setelah kenaikan suku bunga BOJ pada tanggal 31 Juli tidak cukup membuat pihak berwenang takut untuk menggagalkan mereka dari jalur normalisasi.
Para ekonom menaikkan prakiraan suku bunga kebijakan mereka menjadi 0,50 persen (sebelumnya 0,25 persen) untuk tahun 2024, dan 0,75 persen (sebelumnya 0,50 persen) untuk tahun 2025 dan 2026.
Dalam empat minggu terakhir, lima dari sembilan anggota dewan telah menyampaikan niat mereka untuk menaikkan suku bunga lagi jika prospek inflasi bank terwujud.
BOJ mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari berikutnya pada 20 September. Gubernur Kazuo Ueda dan rekan-rekan anggota dewannya telah mengisyaratkan bahwa tidak ada tindakan yang mungkin dilakukan pada pertemuan tersebut dengan menekankan perlunya memantau dampak pasar keuangan yang bergejolak terhadap prospek inflasi.
Para ekonom berusaha mengukur apakah pemilihan kepemimpinan di Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dapat memengaruhi jalur kebijakan BOJ. Pemenang pemilihan itu hampir pasti akan menjadi perdana menteri negara berikutnya, mengingat dominasi partai tersebut di parlemen.
Analis memperkirakan, Sanae Takaichi, yang dikenal sebagai pendukung pelonggaran moneter, akan membuat misi normalisasi BOJ menjadi paling sulit.
Pemungutan suara pimpinan LDP akan dilakukan pada 27 September.
BERITA TERKAIT: