Hal itu diungkapkan oleh Rektor Universitas Paramadina Profesor Didik J Rachbini. Ia pun meminta pemerintah yang akan datang mampu membangun ekosistem perbankan syariah yang sehat tanpa adanya monopoli.
BSI merupakan hasil merger dari tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. Merger ini terjadi pada 1 Februari 2021.
Prof Didik juga mengusulkan agar diciptakan competitor BSI.
“Sebenarnya, BSI itu menjadi satu, itu kesalahan. Ada monopoli. Mestinya harus diciptakan pesaingnya yang lebih kuat,” kata Prof Didik kepada
RMOL saat ditemui di sela-sela acara Seminar International "The Sharia Economy and Finance : Policies for The Prabowo’s Government" yang digagas Indef di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
Dengan menciptakan pesaing BSI, maka masyarakat muslim yang percaya pada bank syariah memiliki opsi perbankan untuk aktivitas keuangan mereka.
“Tapi ada contestable market, ada bank lain bukan bank syariah, tapi bersaing. Jadi orang pilihannya tidak hanya lewat BSI saja,” katanya.
Peningkatan pemasukan bank syariah di Indonesia, kata Prof Didik, cukup untuk menopang ekonomi nasional. Terlebih, perbankan syariah mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya.
“Jadi, ini upayalah. Bank Syariah itu 840 triliun udah besar, lumayan. Muamalat itu pelopor tapi manajemen kurang, jadi diperbaiki saja,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: